Tiga Perkembangan Baru Pilpres di Ujung Tahun 2023 : Yang Berjaya Dan Yang Tersingkir - Telusur

Tiga Perkembangan Baru Pilpres di Ujung Tahun 2023 : Yang Berjaya Dan Yang Tersingkir

Flyer LSI Denny JA “3 Perkembangan Baru Pilpres di Ujung Tahun 2023”

telusur.co.idOleh : LSI Denny JA 

-  Pilpres 2024 Selesai Satu Putaran kah?

Dalam Pilpres 2009, dua bulan sebelum hari pencoblosan, Denny JA menyatakan secara masif bahwa, pilpres akan berlangsung satu putaran saja untuk kemenangan SBY-Boediono.

Pernyataan Denny JA itu disebar tak hanya melalui konferensi pers, tapi juga iklan di televisi, radio, surat kabar, dan berbagai event.

Seketika pernyataan “Satu Putaran Saja,” itu memancing reaksi publik yang sangat heboh. Isu itu seolah menjadi “common enemy” bagi yang bukan pendukung SBY-Boediono.

Namun akhirnya Pilpres 2009 benar-benar berlangsung Satu Putaran Saja, untuk kemenangan SBY-Boediono. 

Denny JA, yang saat itu dianggap kontroversial,  akhirnya diberikan penghargaan oleh PWI Jaya sebagai “The Newsmaker of Election of The Year 2009. Isu yang dilemparkannya, tak saja menjadi pusat berita, tapi juga ternyata akurat.

Kurang dua bulan menuju pilpres 2024, muncul banyak pertanyaan. Akankah LSI Denny JA mengulang kembali sikapnya: Mendeklarasikan Pilpres  2024 Selesai Satu Putaran Saja? Tapi siapa yang menang satu putaran saja? Prabowo- Gibran kah?

Data di ujung tahun 2023, masih di area abu- abu. Memang benar Prabowo- Gibran kini sudah mencapai elektabilitas 43.3 persen. Cukup tambahan 7 persen lagi untuk membuat Prabowo-Gibran menang satu putaran.

Namun LSI Denny JA menyatakan, di ujung tahun 2023 ini, 45 hari sebelum hari pencoblosan, kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran, di angka 50:50. Data per hari ini menunjukkan, mungkin Ya dan mungkin  juga Tidak, untuk pilpres selesai satu putaran saja.

Sementara, baik Anies- Muhaimin dan Ganjar-Mahhud berada di elektabilitas 25. 3 persen dan 22.9 persen. Baik Anies dan Ganjar membutuhkan tambahan lebih dari 7 persen agar lolos ke putaran kedua (33.3%). 

Tepatnya, Anies-Mahfud membutuhkan tambahan suara 8 persen, sedangkan Ganjar- Mahfud membutuhkan tambahan 10,4 persen untuk lolos ke putaran kedua (33.3%). Anies dan Ganjar harus saling menyingkirkan satu sama lain, agar salah satunya bisa ikut masuk ke putaran kedua.

Bisa dikatakan, tambahan suara yang dibutuhkan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (7%) lebih kecil dibandingkan tambahan suara Anies dan Ganjar untuk masuk ke putaran kedua (8% dan 10,4%).

Demikian temuan dari hasil riset terbaru LSI Denny JA kali ini.
 
LSI Denny JA melakukan survei tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1200 responden di seluruh Indonesia. Dengan 1200 responden, margin of error survei ini sebesar 2.9%.
 
Survei dilakukan pada tanggal 17-23 Desember 2023.
 
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement dan focus group discussion.
 
Bagian 1 : Posisi Capres-Cawapres
 
Hasil survei simulasi kertas suara pemilu pilpres akhir Desember 2023, Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka tertinggi. Posisi kedua adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Posisi ketiga Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
 
Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 43.3%. Posisi kedua Anies-Muhaimin dengan elektabilitas sebesar 25.3%. Posisi ketiga Ganjar-Mahfud dengan 22.9%. Sebesar 7.9% menyatakan belum memutuskan/rahasia/tidak tahu/tidak jawab.
 
Di lihat secara tren, elektabilitas Prabowo-Gibran menanjak sehingga perjuangannya adalah menang satu putaran. Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud selisih tipis, perjuangannya adalah saling menyingkirkan untuk lolos di putaran kedua.
 
Menjelang tutup tahun 2023, 47 hari menjelang pilpres 14 Februari 2023, terdapat tiga perkembangan yang patut menjadi catatan.
 
Pertama, Prabowo-Gibran stabil melampaui 40%. Dalam catatan LSI Denny JA, Prabowo-Gibran elektabilitasnya mencapai lebih dari 40% di mulai dari awal November 2023. Pada saat itu elektabilitasnya sebesar 40.3%. 

Di akhir November 2023, elektabilitas Prabowo- Gibran menjadi 42.9%. Awal Desember 2023, elektabilitasnya masih di atas 40%, yaitu 41.2%. Sekarang di akhir Desember 2023 tetap di atas 40%, tepatnya di angka 43.3%.
 
Kedua, Ganjar-Mahfud merosot dan semakin stabil di bawah 27%. Pada bulan September 2023, elektabilitas Ganjar-Mahfud masih di angka 37.9%. Namun, memasuki akhir November 2023, turun menjadi 24.9%. Awal Desember naik menjadi 26.8%. Saat ini di akhir Desember elektabilitasnya sebesar 22.9%.
 
Ketiga, Anies-Muhaimin stabil menanjak, bahkan kini melampaui Ganjar-Mahfud. Bulan Oktober 2023, elektabilitas Anies-Muhaimin hanya 15 persen.

Tapi di akhir November 2023, elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 24%. Kemudian awal Desember 2023 menjadi 23.8%, dan di akhir Desember naik kembali menjadi 25.3%. 

Akhir Desember 2023, adalah kali pertama elektabilitas Anies-Muhaimin melampaui elektabilitas Ganjar-Mahfud.
 
Bagian 2 : Distribusi Pasangan di Segmen Masyarakat
 
Pada kategori ekonomi (pendapatan), Prabowo-Gibran unggul di semua segmen ekonomi, dengan keunggulan tertinggi ada di segmen wong cilik (pendapatan di bawah 2 juta per bulan).
 
Di segmen pendapatan di bawah 2 juta per bulan elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 45.9%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 27.7%. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 19.7%.
 
Di segmen pendapatan 2-4juta per bulan elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 41.9%. Elektabilitas Anies–Muhaimin sebesar 29.4%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 20.1%.
 
Di segmen pendapatan di atas 4 juta per bulan elektabilitas Prabowo-Gibran tertinggi dengan perolehan sebesar 39.4%. Elektabilitas Anies-Muhaimin di urutan kedua dengan 31.8%. Elektabilitas Ganjar-Muhaimin sebesar 15.7%.
 
Pada kategori pendidikan, Prabowo-Gibran unggul di semua segmen pendidikan. Baik mereka yang pendidikan bawah dan menengah (tamat SD ke bawah, tamat SMP sederajat, dan tamat SMA sederajat), maupun pendidikan atas (tamat D3 keatas)
 
Segmen pendidikan tamat SD ke bawah elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 44.8%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 28.3%. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 20.8%.
 
Segmen pendidikan tamat SMP sederajat elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 49.8%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 21.7%. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 21.2%.
 
Segmen pendidikan tamat SMA sederajat elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 39.4%. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 32.4%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 17.8%.
 
Segmen pendidikan tamat diploma (D3) ke atas, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 34.9%. Anies-Muhaimin sebesar 30.4%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 20.6%

Dari kategori jenis kelamin, Prabowo-Gibran unggul di segmen laki-laki dan segmen perempuan, dengan keunggulan tertinggi ada di segmen perempuan. Elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen laki-laki sebesar 42.9%. Elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen perempuan sebesar 43.8%.
 
Dari kategori pemeluk agama, Prabowo-Gibran unggul di pemeluk agama Islam dengan elektabilitas sebesar 43.6%. Pemeluk agama non-Islam elektabilitas terbesar di raih Ganjar-Mahfud dengan elektabilitas sebesar 50.1%.
 
Data lebih detil tentang dukungan kategori agama dan jenis kelamin dapat di lihat di bahan paparan yang disertakan dalam bahan ini.
 
Pada kategori usia, Prabowo-Gibran unggul di semua segmen usia dengan dukungan terbesar di usia muda (usia 30 tahun ke bawah).
 
Segmen usia 30 tahun kebawah elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 59.3%. Elektabilitas Anies-Muhaimin sebesar 19.7%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud sebesar 13.7%.
 
Data lebih detil tentang dukungan kategori usia bisa di lihat di bahan paparan yang disertakan dalam bahan ini.
 
Dari kategori pemilih partai politik, Prabowo-Gibran unggul di lima pemilih partai yaitu Gerindra (dukungan pemilih Gerindra sebesar 87.3%), Golkar (60.6%), PAN (62.3%), PPP (44.6%), Demokrat (31.6%).
 
Anies-Muhaimin unggul di tiga pemilih partai yaitu PKS (69.9%), PKB (50.9%), dan Nasdem (66.8%).
 
Ganjar-Mahfud unggul di satu pemilih partai yaitu PDIP dengan dukungan di pemilih PDIP sebesar 68.5%.
 
Bagaimana dengan dukungan dari kategori suku?
 
Prabowo-Gibran unggul di enam suku yaitu Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Madura, Batak, dan suku lainnya. Anies-Muhaimin unggul di dua suku yaitu Minang, dan Betawi.
 
Di suku Jawa ini sebagai contoh, elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 39%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud 35.3%. elektabilitas Anies-Muhaimin 16.2%. Data detil mengenai dukungan suku bisa dilihat di bahan paparan.
 
Dari kategori wilayah, Prabowo-Gibran unggul di lima wilayah yaitu Sumatera (40.3%), Jawa (40.2%), Kalimantan (46.9%), Sulawesi (73.3%), dan Maluku-Papua (55.4%)
 
Ganjar-Mahfud unggul di Bali-NTB-NTT dengan dukungan sebesar 49.6%.
 
Dari tiga provinsi terbesar (Jawa Barat, Jawa Tengah+DIY, dan Jawa Timur), Prabowo-Gibran unggul di Jawa Barat dan Jawa Timur. Jawa Tengah+DIY yang unggul Ganjar-Mahfud.
 
Data lebih detil mengenai dukungan dari wilayah bisa dilihat di bahan paparan.
 
Bagaimana dukungan dari kategori wilayah dan kepuasaan terhadap Presiden Jokowi?
 
Di segmen yang sangat puas/puas terhadap presiden Jokowi, mayoritas memilih Prabowo-Gibran. Di segmen ini Prabowo-Gibran mendapatkan 47.7%. Ganjar-Mahfud mendapatkan 26.4%. Anies-Muhaimin mendapatkan 19.7%.
 
Di segmen yang kurang/tidak puas terhadap Presiden Jokowi, mayoritas memilih Anies-Muhaimin. Di segmen ini Anies-Muhaimin mendapatkan 46.9%. Prabowo-Gibran mendapatkan 28.1%. Ganjar-Mahfud mendaptakan 10.1%
 
Dari kategori medsos yang paling banyak digunakan, Prabowo-Gibran unggul di di 5 medsos (Whatsapp, Facebook, Youtube, Tiktok, dan Instagram). Yang paling banyak menggunakan Twitter untuk capres cawapres paling tinggi adalah Anies-Muhaimin. Data detil mengenai dukungan dari keaktifan menggunakan medsos bisa dilihat di bahan paparan.
 
Bagian 3 : Mengapa 3 Perkembangan Baru itu Terjadi?
 
Mengapa Prabowo-Gibran stabil menanjak ke angka minimal 40%? Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendukung tersebut.
 
Pertama, popularitas Prabowo tinggi, kesukaan atasnya menaik. Popularitas Prabowo berada dalam titik optimum. 

Di survei akhir November 2023, popularitas Prabowo menyentuh angka 99.2%. Tingginya popularitas diiringi juga dengan angka kesukaan yang tinggi. Dalam survei di November dan Desember angka kesukaan Prabowo lebih dari 80%. Istilah Gemoy ikut membuat Prabowo semakin disukai.
 
Kedua, Gibran semakin populer dan semakin disukai. Popularitas Gibran saat ini mencapai lebih dari 90%. Angka kesukaan terhadap Gibran juga stabil diatas 75%.
 
Dari hasil FGD yang dilakukan LSI Denny JA, terdapat kesimpulan: penampilan mengesankan Gibran di debat cawapres semakin memperkokoh ketokohan Gibran.
 
Ketiga, eksodus pemilih yang puas Jokowi ke Prabowo-Gibran. Pada bulan Mei 2023, pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo sebesar 30%. Pada bulan November hingga Desember pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo-Gibran di atas 40%. Di akhir Desember pemilih puas Jokowi yang memilih Prabowo-Gibran sebesar 47.7%.
 
Mengapa Ganjar-Mahfud merosot stabil ke bawah 27%?
 
Pertama, Blunder menyerang mata air dukungannya sendiri yaitu Jokowi. Terekam dalam survei LSI Denny JA perginya yang puas Jokowi dari Ganjar-Mahfud. Di Bulan Mei pemilih puas Jokowi yang memilih Ganjar masih berada di angka 42.7%. 

Namun sekarang di Akhir Desember 2023 pemilih yang puas Jokowi yang mendukung Ganjar-Mahfud sebesar 26.4%.
 
Kedua, plin-plan soal Jokowi. Periode Maret-September 2023 yang terasa dan muncul di pemberitaan adalah sikap positif terhadap Jokowi. Memasuki Oktober sampai November terasa ada perubahan narasi menjadi negatif dan menyerang Jokowi. Desember narasi yang berkembang positif kembali kepada Jokowi.
 
Contoh narasi yang beredar di media misalnya: pemberitaan tanggal 28 Mei 2023. Di pemberitaan tersebut dalam judulnya dinyatakan “Ganjar: Presiden Jokowi adalah mentor saya”. Ini merupakan narasi positif terhadap Jokowi.
 
Pada November 2023, muncul aneka kritik PDIP kepada Jokowi. Mulai dari pemberitaan dengan judul “Ganjar Kritik Kebijakan Maritim Jokowi 10 Tahun Mandek: Enggak Niat”.  Juga Jokowi dianggap Neo-Orde Baru. Ini adalah bentuk narasi menyerang Jokowi.
 
Namun Pada tanggal 3 Desember 2023, muncul kembali pemberitaan dengan judul “Kepada Jokowi, Ganjar: Terima kasih sudah membantu saya Banyak.” Juga pernyataan dari kubu Ganjar,  bahwa Ganjar adalah Jokowi 3.0. Narasi yang dikembangkan pada bulan Desember kembali positif kembali terhadap Jokowi.
 
Ketiga, slogan baru Ganjar-Mahfud: “Gerak Cepat Indonesia Unggul” belum memberikan efek elektoral.
 
Mengapa Anes-Muhaimin terus menaik dan kini melampaui Ganjar-Mahfud?
 
Pertama, semakin tegas mengambil sikap oposisi dan perubahan. Sikap oposisi ini tercermin dalam misalnya tak setuju pindah ibukota ke Kalimantan.
 
Kedua, yang tak puas Jokowi, semakin banyak pindah ke Anies-Muhaimin. Pemilih yang tidak puas terhadap Jokowi paling besar pilihan capres nya adalah Anies-Muhaimin. Pemilih yang tak puas terhadap Jokowi yang memilih Anies-Muhaimin stabil diangka 40% lebih. Bahkan pada akhir November 2023, pemilih yang tak puas Jokowi yang memilih Anies-Muhaimin pernah melebihi 50%, tepatnya 56.8%.
 
Ketiga, limpahan suara yang eksodus dari Ganjar-Mahfud. Suara Ganjar yang eksodus, 35% ke Anies-Muhaimin.

Terdapat lima kesimpulan dari rilis Denny JA kali ini :
 
Pertama, Prabowo-Gibran satu-satunya pasangan yang sudah melewati 40% suara (lolos putaran kedua, diatas margin of error dar batas 33.3%, batas masuk putaran kedua.). 
 
Kedua, musibah politik melanda Ganjar-Mahfud akibat blunder menyerang sumber mata air dukungannya sendiri: Jokowi.
 
Ketiga, mesin politik Anies-Muhaimin semakin panas dan mulai melampaui Ganjar-Mahfud.
 
Keempat, perjuangan Prabowo-Gibran berupaya menang satu putaran.
 
Kelima, perjuangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin adalah saling menyingkirkan untuk lolos di putaran kedua.

Akhir Januari 2024, dua minggu sebelum hari pencoblosan, data akan lebih mengerucut lagi. Saat itu kita akan lebih bisa memastikan apakah pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran saja atau tidak.

Saat itu, akhir Januari 2024, kita juga akan semakin tahu apakah Anies-Muhaimin atau Ganjar-Mahfud yang akhirnya lolos ke putaran kedua, menantang Prabowo-Gibran.

Tapi memang selama tiga kali bertarung menjadi capres, baru di pilpres 2024 ini, Prabowo terasa berbeda. Ia bukan saja menang telak di berbagai lembaga survei yang kredibel. Tapi juga Prabowo tampil jauh lebih rileks dengan gemoynya.

Data lebih lengkap dapat dilihat dalam link: 

https://drive.google.com/file/d/1GNUNYcWcyVTdqF225UMW8v6Dz4_zoPiQ/view?usp=drivesdk. (ari)


Tinggalkan Komentar