telusur.co.id - Menteri Kesehatan Fahrettin Koca mengatakan Turki akan menandatangani kontrak untuk pembelian 20 juta dosis vaksin COVID-19 dari Sinovac Biotech China.

Pemerintah juga sedang dalam pembicaraan untuk membeli vaksin dari Pfizer Inc dan BioNTech, kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah mengutip Koca pada Rabu malam.

“Kami akan dapat memperoleh setidaknya 10 juta dosis vaksin China pada bulan Desember. Kami ingin meningkatkan jumlah ini. Ini juga akan terjadi di bulan Januari, "

“Angka ini dengan mudah bisa berlipat ganda, mungkin. Kontrak ini akan ditandatangani dalam satu atau dua hari,” katanya saat presentasi anggaran kementeriannya di parlemen.

Vaksin COVID-19 eksperimental SVA.O Sinovac, CoronaVac memicu respons imun yang cepat, tetapi tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada pada orang yang pulih dari virus, hasil uji coba awal menunjukkan pada hari Rabu.

CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lain yang dikembangkan di China sedang dalam uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya.

Laporan tersebut mengikuti berita optimis bulan ini dari Pfizer dan Moderna MRNA.O, serta Rusia, yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90% efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir yang besar.

Pfizer PFE.N dan BioNTech 22UAy.DE dapat memperoleh otorisasi darurat AS dan Eropa untuk vaksin COVID-19 mereka bulan depan setelah hasil uji coba terakhir menunjukkan bahwa vaksin itu memiliki tingkat keberhasilan 95% dan tidak ada efek samping yang serius, kata pembuat obat itu pada hari Rabu.

Koca mengatakan Turki sedang dalam pembicaraan untuk membeli vaksin Pfizer juga, setelah memperoleh lisensinya.

“Kalau begitu, angka yang bisa diberikan ke Turki 1 juta. Kami sedang melakukan pembicaraan sekarang untuk secara bertahap naik menjadi 25 juta dalam satu tahun mulai dari Januari, ”kata Koca seperti dikutip.

Sumber : Reuters