Wujudkan Penyaluran Koperasi Syariah Sebesar Rp900 miliar, LPDB Gandeng BMT dan Pusat Kopontren - Telusur

Wujudkan Penyaluran Koperasi Syariah Sebesar Rp900 miliar, LPDB Gandeng BMT dan Pusat Kopontren


telusur.co.id - Sinergi dengan komunitas khususnya koperasi-koperasi berbasis syariah seperti BMT, pusat koperasi pondok pesantren, dan induk koperasi syariah, menjadi langkah strategis Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) di tahun 2022. 

Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM, Ari Permana berharap, dengan menggandeng komunitas-komunitas tersebut, pihaknya dapat menyosialisasikan program dan kebijakan terkait target penyaluran untuk koperasi syariah di tahun 2022 sebesar Rp900 miliar.

"Selain bersinergi dengan komunitas, Direktorat Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM juga akan bersinergi dengan Badan Layanan Umum (BLU) khususnya di sektor pendidikan dan kesehatan (rumah sakit)," kata Ari dalam keterangannya, Rabu (12/1/22).

LPDB-KUMKM juga bersinergi dengan BLU lain yang memiliki koperasi-koperasi yang membutuhkan modal kerja atau investasi yang menunjang bisnis induknya. 

Selain BLU, LPDB-KUMKM juga bakal bersinergi dengan koperasi di bawah BUMN. Tahun lalu, Kementerian Koperasi dan UKM telah melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian BUMN terkait kemitraan koperasi dan UMKM dalam rantai pasok BUMN.

Ari menambahkan, pada 2022 ini target pembiayaan ke sektor riil meningkat dari 20 persen menjadi 40 persen. Strateginya adalah bersinergi dengan ketiga model ini, yaitu sinergi antar BLU, UMKM masuk ke koperasi berbasis BUMN, dan dan masuk juga ke koperasi yang berbasis pondok pesantren. 

Diharapkan adanya sinergi dengan tiga model ini dapat menambah portfolio Direktorat Syariah hingga mencapai target 2022 sebesar 40 persen.

Terkait komitmen yang disampaikan Presiden Jokowi bahwa Indonesia akan menjadi pusat ekonomi syariah dunia di tahun 2024, Ari mengatakan harapan ini pasti akan terwujud mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia sehingga potensi Indonesia begitu besar. 

Selain itu, Indonesia memiliki infrastruktur keuangan, regulasi, dan lembaga-lembaga yang bergerak di keuangan dan ekonomi syariah yang paling lengkap dibanding negara-negara muslim lainnya. 

"Harapan ini terwujud sepanjang kita terus mengedukasi masyarakat dan mengupayakan untuk membuka sektor-sektor usaha yang berbasis halal food atau halal value chain. Hal ini juga mengingat bahwa Indonesia telah memiliki bank syariah dengan asset hingga 300 triliun hingga saat ini, sehingga bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi pusat ekonomi syariah dunia,” harap Ari.

Sementara itu, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo memastikan, pihaknya terus mengupayakan dukungan permodalan bagi koperasi dan UMKM agar bertahan menghadapi pandemi Covid-19. Di antaranya melalui lima strategi percepatan penyaluran untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. 

Lima strategi percepatan tersebut yaitu, perluasan penyaluran melalui komunitas, melakukan fleksibilitas layanan dengan memberikan tarif murah.

Kemudian, pemberian grace period, fokus kepada koperasi sektor riil dibidang pertanian, perikanan, dan peternakan, melakukan pengembangan skema venture approach untuk mendorong koperasi dibidang pangan atau berbasis ekspor, dan optimalisasi peran koperasi besar untuk memberikan multiplier effect. 

"Saat ini negara sedang menghadapi pandemi yang berdampak besar terhadap perlambatan ekonomi, sehingga LPDB-KUMKM diminta hadir menjadi salah satu buffer ekonomi dengan tetap berkomitmen menyalurkan target Rp1,8 triliun dana bergulir di tahun 2022,” tutup Supomo.[Fhr


Tinggalkan Komentar