Ada Suara Harimau di Bukit Senyum, PT TPL Bentuk Tim Deteksi Jejak  - Telusur

Ada Suara Harimau di Bukit Senyum, PT TPL Bentuk Tim Deteksi Jejak 

Peti untuk Harimau sudah sempat disiapkan jika harimau ditemukan.

telusur.co.id - Setelah menerima laporan dari warga Dusun Huta Baru Nagori Huta Urung, Kecamatan Jorlah Hataran, Kabupaten Simalungun, PT Toba Pulp Lestari Tbk (PT TPL) langsung membentuk tim mencari Jejak harimau liar. Tim bersama BKSDA Kabupaten Simalungun langsung menuju lapangan, dimana arah suara harimau itu mengaum.

Salah seorang warga kampung Huta Baru, M Sinaga (58), mencari tahu keberdaan dan kepastian suara auman harimau liar.

"Awalnya suara itu berasal dari arah hutan Bukit Senyum yang berjarak sekitar 2 Km ke Dusun Huta Baru, Sabtu lalu sekitar pukul 17.00 Wib", ujarnya kepada awak media, Selasa, (2/2/21).  

"Kami pun langsung berkumpul dan yang kebetulang di ladang, langsung cepat-cepat pulang, kemudian kami berkumpul di kampung kita ini," tambahnya. 

Dia mengungkapkan, dirinya bersama tim mendengar suara harimau itu hampir satu jam. Dan yang membuat mereka takut adalah ketika suara harimau itu itu saling bersahut-sahutan.

"Sepertinya harimau yang satu memanggil pasangannya, dan diduga dua binatang buas itu mau kawin, sebab dari dayuan suara harimau yang satu berpindah-pindah, dan yang satunya lagi seperti tetap di satu tempat," ujarnya..

Hampir 1 Jam mereka saling mengaum, dan akhirnya suara itupun redup dan hingga kini, sudah tak ada lagi suara binatang buas itu. 

"Tapi kami justru ketakutan dan was-was melakukan aktifitas ke ladang masing-masing," katanya. 

Sampai saat ini tim terdiri dari 5 orang warga Huta Baru, PT TPL dan 3 orang Balai Konservasi Sumber Daya Alam Simalungun masih mencari jejak harimau di kawasan hutan rimba, Bukit Senyum kawasan Hutan Kecamatan Dolok Panribuan.

Manager Fiber Enviro PT TPL Mangasi Sianipar mengatakan, perusahaan dalam mejalankan sisi kewajiban konservasi keberadaan satwa liar telah melakukan beberapa hal; adanya areal zona lindung dimana regulasi menyebutkan ketersediaan 10 persen dari hutan produksi, dan telah dilakukan perusahaan dengan menyediakan 20 persen areal sebagai kawasan lindung. 

"Kedua, perusahaan juga melakukan sosialisasi larangan membuat jerat kepada masyarakat melalui penempatan papan pengumuman terkait konservasi di titik-titik area konsesi yang dilalui masyarakat," kata dia saat dikonfirmasi.

Ketiga, lanjut dia, kerja sama dengan instansi terkait, dalam hal ini BKSDA Sumut dalam pelatihan dan survei okupansi Harimau Sumatera hingga penempatan beberapa kamera trap sebagai pelaksanaan hasil pelatihan. [Fhr]

 


Tinggalkan Komentar