telusur.co.id - Kementerian Koperasi dan UKM menyelenggarakan UKM Festival 2021, yang menampilkan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) dari tujuh provinsi di Indonesia. Diharapkan, event UKM Festival 2021 secara daring ini bisa mendorong UMKM naik kelas, go digital dan go global.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengapresiasi atas terselenggaranya ajang UKM Festival 2021. Karena saat yang sama, Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi ekonomi dan keuangan digital tumbuh pesat seiring meningkatnya preferensi masyarakat untuk berbelanja daring.
"Nilai transaksi e-commerce pada triwulan I dan II 2021 meningkat 63,36 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp 186,75 triliun. Diproyeksikan meningkat 48,4 persen yoy mencapai Rp 395 triliun sepanjang 2021," ucap Teten dalam pada penyelenggaraan UKM Festival 2021 secara daring, Rabu (8/9/21).
PLUT merupakan Lembaga pendamping KUMKM, yang memberikan pendampingan dan pelayanan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing KUKMM. Sehingga dengan adanya PLUT, KUMKM bisa bertahan ditengah pandemi, lebih cepat naik kelas, go digital dan go global.
UKM Festival 2021 juga menjadi ajang promosi produk unggulan daerah, agar dapat lebih dikenal oleh daerah lain sehingga terjadi perluasan pasar dari produk unggulan tersebut.
Dikatakan Teten, hadirnya PLUT diharapkan dapat mendorong UMKM untuk onboarding kedalam ekosistem digital. "Semoga ajang ini dapat menjadikan UMKM yang tangguh, Go-Digital, dan Go-Global. Serta dapat memacu PLUT untuk lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan dan pendampingan kepada UMKM di wilayahnya masing-masing," imbuhnya.
Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kemenkop, Hanung Harimba Rachman menuturkan, UKM Festival 2021 dimaksudkan untuk menampilkan PLUT yang selama ini kurang dikenal. Padahal, sudah banyak UMKM PLUT yang memiliki standarisasi dan kualitas yang bagus.
"Jadi ajang ini juga sebagai sarana komunikasi PLUT dengan kementerian. Mencoba mencari jalan keluar, solusi terhadap berbagai kendala mulai dari perizinan, pembiayaan hingga akses pasar yang dihadapi UMKM PLUT,” kata Hanung.
Kemenkop, lanjutnya, ingin PLUT tak hanya menjadi pusat pembinaan tetapi juga sebagai sarana logistik bagi UMKM yang siap masuk ke pasar digital dan global yang lebih luas.
Diakuinya, pandemi Covid-19 berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi, khususnya UMKM karena adanya pembatasan aktivitas sosial dalam bentuk PSBB dan PPKM. Memberikan tekanan terhadap UMKM baik sisi supply maupun demand, mulai dari penurunan omzet hingga penutupan usaha karena menurunnya daya beli masyarakat.[Fhr]