telusur.co.id - Alif Learning Center (ALEC) di Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) Al-Ittifaq, Ciwidey Kabupaten Bandung, Jawa Barat, telah diresmikan. ALEC merupakan wadah inkubasi untuk mendukung keberlangsungan bisnis koperasi dalam bidang pertanian, serta menjadi inkubator pertama yang berbadan hukum koperasi.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo mengatakan, perkembangan market Al Ittifaq saat ini sudah luar biasa.
"Kopontren Al-Ittifaq ini dijadikan contoh bagi pertanian di Indonesia, yaitu korporatisasi pertanian dan holding melalui pesantren,” kata Supomo dalam keterangannya, Senin (11/10/21).
Terkait peningkatan Al Ittifaq ke depan, LPDB-KUMKM akan selalu hadir mendampingi dari sisi bisnis dan kelembagaan koperasi sehingga dibentuklah ALEC. Market - nya bukan hanya disupport dari sisi Ittifaq sendiri, namun juga dari pesantren-pesantren lain agar kemitraan dapat berkembang.
“Yang perlu kita lembagakan di antaranya cara bercocok tanam dan cara budi dayanya agar sama dan seragam dapat diserap oleh market,” jelas Supomo.
Selain dukungan kelembagaan, LPDB-KUMKM juga melakukan bimbingan teknis (bimtek) secara langsung, baik pendampingan secara administratif, maupun pendampingan dari sisi bisnis.
Sementara, untuk pendampingan dari sisi budi dayanya, Ittifaq bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) Jepang dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda.
Inkubator ALEC telah berdiri dan terdaftar di Kementerian Koperasi dan UKM sejak bulan September 2021. Inkubator ini didesign untuk pengembangan bisnis utama Kopontren Al Ittifaq dan akselerasi perluasan jaringan kerja sama dengan 98 pondok pesantren untuk memasok sayur mayur yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2023.
Sementara itu, Presiden Direktur ALEC Irpan Sadikin mengatakan, inkubasi sektor pertanian sangat diperlukan. Sebab, para tenant langsung diberikan materi dan juga cara praktik yang benar, mulai dari pendampingan teknik budidaya, manajemen usaha, hingga tahapan marketing usaha.
"Dengan adanya ALEC, kami berharap dapat meningkatkan skill petani baik dari segi teknik budidaya maupun manajemen sehingga dapat meningkatkan produktivitas, kualitas serta dapat menjaga kontinuitas produk," kata Irpan.
Terbukti, selama ini Kopontren Al-Ittifaq telah membantu memasarkan produk pertanian dengan menggunakan konsep (B2B) business to business dengan berbagai modern market.
Hal inilah yang membuktikan bahwa produk pertanian lokal jika dikembangkan secara baik mulai dari hulu hingga hilir maka memberikan ekosistem yang saling menguntungkan.
"Produk pertanian yang sudah kami hasilkan sudah masuk ke modern market seperti Superindo, Yogya, AEON, Pasar Induk, dan beberpa restaurant ternama di Bandung," ungkapnya.
Dirinya berharap, Kopontren Al-Ittifaq bisa terus berkomitmen untuk menjadi offtaker bagi para tanant ALEC kedepan.
Tercatat, Kopontren Al Ittifaq telah memiliki aset sebesar Rp49 miliar berdasarkan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2020, dengan total anggota sebanyak 1.374 orang dan jumlah pegawai sebanyak 33 orang.[Fhr]