Arsul Sani: Semangat Halalbihalal Perlu Diterapkan Jelang Pemilu 2024 - Telusur

Arsul Sani: Semangat Halalbihalal Perlu Diterapkan Jelang Pemilu 2024

Diskusi Empat Pilar MPR bertema ‘Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan’ di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/23). (Foto: telusur.co.id/Bambang Tri).

telusur.co.id - Halalbihalal, yakni sebuah sebuah kegiatan silaturahmi masyarakat Islam Indonesia usai menjalankan pasa di bulan suci Ramadan, ternyata memiliki makna yang sangat kuat untuk menyatukan dan mempererat hubungan sosial masyarakat secara luas.

Begitu disampaikan Wakil Ketua MPR RI dalam Diskusi Empat Pilar MPR bertema ‘Halalbihalal Mampu Memperkuat Rasa Kebangsaan’ di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/5/23).

Arsul mengungkapkan, halalbihalal sebagai sebuah tradisi dalam sejarahnya ternyata diciptakan oleh salah seorang ulama pendiri Nahdlatul Ulma (NU) KH Abdul Wahab Chasbullah. Latar belakangnya sangat menarik dan sangat terkait dengan politik. Dikatakan Arsul, dari penuturan Kyai NU, KH. Abdul Wahab Chasbullah ingin mengumpulkan para alim ulama, para Kyai yang berikhtilaf atau sedang berbeda pendapat yang susah bertemu.

“Akibatnya, perbedaan pendapat itu terus terpelihara dan berpengaruh kepada masing-masing pengikutnya. Untuk mengakhiri ini, KH. Abdul Wahab Chasbullah menciptakan suatu bentuk silaturahmi dengan istilah baru yakni Halalbihalal. Dengan itu, mereka para ulama dan Kyai bisa duduk bersama dan saling mengerti, memahami dan saling menghalalkan,” ujarnya.

Lebih jauh Arsul Sani mengatakan, dalam konteks saat ini, apalagi menuju tahun politik 2024, makna halalbihalal sebagai pemersatu perbedaan yang ada semestinya bisa terimplementasi. 

“Hal tersebut sangat saya tekankan, sebab makin mendekati pemilu 2024 nuansa ‘haram biharam’ sangat kental, terutama di media sosial seperti WhatsApp Group (WAG),” ungkapnya.

Karenanya, sudah saatnya semangat halalbihalal diterapkan untuk menjaga keutuhan bangsa terutama di akar rumput. 

“Inilah tugas para elit politik agar makna halalbihalal menyentuh akar rumput. Namun, agar lebih kuat memang harus dibantu oleh media, terutama media arus utama,” imbuhnya.

Arsul mengingatkan, dalam kontestasi 2024, kompetisi keras itu pasti ada dan hal itu sesuatu yang wajar. Tapi, dengan semangat halalbihalal, diharapkan seluruh anak bangsa bisa menjaga situasi kompetisi itu, tidak akan terjadi di luar batas atau over dosis.

Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRP-BRIN) Prof. Siti Zuhro, mengatakan, hal yang sangat penting untuk dipahami, yakni halalbihalal harus mampu diwujudkan sebagai satu sarana dan wahana bersama untuk merealisasikan atau paling kurang mengekspresikan, memupuk, mempertahankan dan bahkan meningkatkan rasa kebangsaan seluruh anak bangsa.

“Halalbihalal ini akan sangat bermakna, bila dilakukan sebagai arena silaturahmi yang tidak hanya sekedar menjadi ajang saling memaafkan, tapi lebih dari itu merupakan refleksi konkrit, rasa persatuan nasional dan kesadaran saling membutuhkan sebagai makhluk sosial,” tandasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar