telusur.co.id -Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) angkat suara mengenai regulasi terbaru terkait kuota pemain asing yang diumumkan oleh PT. LIB atau sekarang disebut I-League. APPI ingin regulasi baru ini bisa kembali ditinjau oleh operator kompetisi khususnya Super League (sebelumnya Liga 1) dan Championship (sebelumnya Liga 2).
APPI sebenarnya memahami dengan penambahan kuota pemain asing ini termasuk untuk meningkatkan kualitas kompetisi liga. APPI juga sangat mendukung tujuan tersebut apalagi dengan adanya pemain asing, mereka diharapkan bisa mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada para pemain lokal dan muda.
Namun, APPI menyayangkan bahwa regulasi ini akan berimbas pada kehidupan pemain karena kebijakan ini diambil tanpa adanya komunikasi dan forum diskusi kepada para pemain. Terlebih, dengan regulasi ini, menit bermain dari pemain lokal akan semakin tergerus.
"Kami sangat menyayangkan bahwa regulasi yang akan secara langsung berimbas terhadap kehidupan para pemain diambil tanpa adanya komunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain. Dari survey yang kami lakukan, mayoritas pemain Liga 1 merasa keberatan dengan adanya regulasi tersebut karena secara langsung akan sangat mengurangi menit bermain mereka, dikarenakan saat ini hanya ada 1 kompetisi profesional yang bergulir," bunyi keterangan resmi APPI.
Keputusan penambahan kuota pemain asing ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama I-League (LIB), Ferry Paulus usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Liga Indonesia Baru di Jakarta, Senin (6/7). Setiap klub bisa mendaftarkan maksimal 11 pemain di kompetisi level tertinggi di tanah air. Namun ada pembatasan setiap pertandingannya. Hanya 8 pemain yang bisa masuk ke Daftar Susunan Pemain (DSP) pada tiap laga, namun regulasi baru ini memperbolehkan seluruhnya bermain di lapangan.
“Sebagai asosiasi yang menaungi pemain lokal dan juga asing, APPI tidak mempermasalahkan berapapun kuota pemain asing yang ada. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan jam terbang talenta lokal di Indonesia," ungkap Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa dalam rilis keterangan resmi APPI.
"Jika muara dari kompetisi yang lebih berkualitas adalah prestasi Tim Nasional, maka regulasi ini tentu sangat kontradiktif dengan pernyataan dari Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang pernah menyatakan bahwa “Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan,” tambah kiper Persija Jakarta tersebut.
APPI memperkirakan akan ada 198 pemain Super League yang akan kehilangan pekerjaannya atau turun kasta ke divisi Championship (Liga 2). Begitu juga akan ada para pemain di Championship yang kembali turun kasta ke liga amatir di Liga 3.
"APPI sangat berharap regulasi ini dapat ditinjau kembali sesuai dengan situasi sepak bola nasional saat ini," tutup pernyataan APPI pada laman resminya.