Ayatollah Khamenei Pimpin Penghormatan untuk Raisi: "Ia Adalah Simbol Pemimpin dalam Pemerintahan Ilahi" - Telusur

Ayatollah Khamenei Pimpin Penghormatan untuk Raisi: "Ia Adalah Simbol Pemimpin dalam Pemerintahan Ilahi"


telusur.co.id - Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, memimpin upacara penghormatan untuk mendiang Presiden Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amir Abdollahian, dan sejumlah pejabat lainnya yang gugur dalam kecelakaan helikopter tragis pada 19 Mei 2024.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Teheran pada Selasa (21/5), Ayatollah Khamenei menyerukan momen duka ini sebagai refleksi nasional atas nilai-nilai kepemimpinan yang diwariskan para syuhada. Ia menyebut Raisi sebagai "perwujudan sempurna pejabat dalam pemerintahan ilahi", yang mendedikasikan hidupnya untuk rakyat dan kehormatan Iran.

“Martir Raisi melayani rakyat dengan ketulusan dan tanpa lelah. Ia membela martabat bangsa dan menunjukkan jalan bagi para pejabat, generasi muda, dan masa depan,” ujar Khamenei.

Dalam pidatonya, Ayatollah Khamenei menggarisbawahi pentingnya menjauh dari gaya pemerintahan yang arogan dan menindas ala Firaun. Ia menyebut Raisi sebagai antitesis dari kepemimpinan yang menindas, karena merendah di hadapan rakyat dan tidak mengeksploitasi jabatannya. “Kesombongan dan memperalat rakyat adalah sifat pemerintahan tirani. Martir Raisi memandang dirinya bagian dari rakyat bahkan lebih rendah dari mereka dalam banyak hal dan dengan cara itulah ia memimpin negara,” katanya sambil mengutip ayat suci Al-Qur’an.

Khamenei menegaskan bahwa hati yang khusyuk, lidah yang jujur, dan tindakan yang konsisten adalah tiga pilar utama dalam menilai karakter sejati seorang pemimpin kualitas yang menurutnya dimiliki Raisi secara utuh.

Pemimpin Tertinggi Iran juga menyoroti gaya komunikasi almarhum presiden, baik dalam konteks dalam negeri maupun di arena diplomatik. “Raisi berbicara dengan kejujuran dan kejelasan, bahkan di forum internasional. Ia tidak pernah membiarkan musuh berpikir bahwa Iran tunduk karena tekanan atau tipu daya,” tegasnya.

Khamenei membandingkan ketegasan Raisi dengan kemunafikan para pejabat Barat, yang menurutnya mengklaim membela hak asasi manusia sembari tutup mata terhadap pembantaian di Gaza.

Di sisi lain, etos kerja Raisi juga mendapat sorotan khusus. Ia digambarkan sebagai sosok yang tak kenal lelah, terus bekerja siang dan malam demi rakyat. “Ia tidak mengenal batas waktu. Ia terus bekerja, membangun, dan menyelesaikan proyek-proyek tertunda — dari air bersih hingga jalan raya, dari lapangan kerja hingga kebangkitan industri lokal,” ujar Khamenei.

Khamenei memuji pencapaian ekonomi selama masa pemerintahan Raisi. Mengutip data pusat keuangan internasional, ia menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Iran meningkat dari hampir nol di awal masa jabatan Raisi menjadi hampir 5 persen menjelang akhir.

Ia juga menyebut penampilan Raisi di Majelis Umum PBB di mana ia mengangkat Al-Qur’an dan foto Jenderal Qasem Soleimani sebagai simbol keberanian dan kebanggaan nasional. “Itulah bentuk nyata pengabdian kepada kehormatan, martabat, dan kedudukan internasional bangsa Iran,” tegasnya.

Ayatollah Khamenei menutup pidatonya dengan menyerukan agar warisan nilai dan karakter Raisi dijadikan budaya publik di tengah masyarakat Iran. “Banyak tokoh dalam sistem Islam yang memiliki sifat mulia seperti Raisi, namun karakter ini harus diwariskan, disebarkan, dan dijadikan teladan,” tutupnya.[iis]

 

Sumber: TT


Tinggalkan Komentar