Bahasa Mandarin Jadi Jembatan Emas: Politeknik ATK Yogyakarta Resmi Buka Kelas Internasional Bersama Tiongkok - Telusur

Bahasa Mandarin Jadi Jembatan Emas: Politeknik ATK Yogyakarta Resmi Buka Kelas Internasional Bersama Tiongkok

foto: dok Kemenperin

telusur.co.id - Pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul terus menjadi fokus utama pemerintah dalam memperkuat fondasi industri nasional. Menjawab tantangan global dan kebutuhan tenaga kerja yang kompeten, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) kembali meluncurkan gebrakan baru—kali ini lewat kerja sama strategis dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Dalam langkah konkritnya, Politeknik ATK Yogyakarta resmi membuka kelas Bahasa Mandarin pertama pada Jumat (11/4) lalu. Kelas ini merupakan bagian dari program kerja sama internasional “Luban-Mozi College”, hasil kolaborasi antara Politeknik ATK, Sailun Group, dan Qingdao Technical College (QTC).

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan pentingnya kerja sama lintas negara dalam pengembangan SDM industri yang siap bersaing di panggung global.

“Indonesia dan Tiongkok telah menjalin hubungan diplomatik selama 75 tahun. Kini, kerja sama ini berkembang lebih erat, termasuk dalam mencetak SDM industri yang kompeten dan berdaya saing tinggi,” ujarnya dari Jakarta, Selasa (15/4).

Lewat 22 unit pendidikan vokasi di bawah BPSDMI, Kemenperin terus memperkuat sinergi dengan berbagai institusi internasional, termasuk dengan QTC dan perusahaan global seperti Sailun Group.

Kepala BPSDMI, Masrokhan, menyebut dibukanya kelas Bahasa Mandarin sebagai pintu masuk menuju peluang kerja dan magang internasional.

“Dengan menguasai Bahasa Mandarin, mahasiswa akan punya akses lebih besar untuk mengikuti program magang di Tiongkok, bahkan berpeluang bekerja di perusahaan global seperti Sailun Group,” tegasnya.

Hal ini pun diamini oleh Direktur Politeknik ATK Yogyakarta, Sonny Taufan, yang menyebut kerja sama ini sebagai game changer bagi masa depan mahasiswa.

“Ini bukan hanya soal bahasa. Ini adalah jembatan menuju dunia profesional global. Mahasiswa kami berpeluang kuliah selama setahun di QTC dan bekerja langsung di Sailun Group. Dampaknya luar biasa, baik bagi individu maupun institusi.”

Wakil Presiden QTC, Liu Hong, menyampaikan apresiasinya atas kerja sama tripartit ini, yang telah dimulai sejak kunjungan Presiden QTC dan pimpinan Sailun Group ke Yogyakarta pada November 2024 lalu.

“Kami ingin terus memperkuat kolaborasi ini, tak hanya dalam pelatihan talenta, tapi juga dalam riset ilmiah, pertukaran budaya, dan inovasi lainnya,” ungkap Liu Hong.

Senada, perwakilan Sailun Group, An Chao, menyebut bahasa sebagai fondasi utama keberhasilan kolaborasi ini.

“Kami bangga menjadi bagian dari inisiatif ‘Ban Mo College’. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi juga simbol komitmen untuk tumbuh bersama,” tuturnya.

Inisiatif ini merupakan bagian dari misi jangka panjang Kemenperin untuk mencetak SDM industri yang adaptif, profesional, dan siap go global. Kolaborasi semacam ini diyakini akan membuka lebih banyak peluang pendidikan dan kerja lintas negara di masa depan.

“Kami berharap kerja sama ini bukan yang terakhir, tapi justru awal dari serangkaian terobosan besar demi membangun masa depan industri Indonesia yang gemilang,” pungkas Sonny Taufan.

Dengan sinergi lintas negara, semangat vokasi, dan dukungan teknologi, masa depan cerah SDM industri Indonesia sudah di depan mata. Dan semua itu dimulai dari sebuah kelas Mandarin sederhana… yang menjanjikan langkah besar ke panggung dunia.[]


Tinggalkan Komentar