Barat dan Turki Disebut Kirim Teroris dari Suriah ke Ukraina untuk Perangi Rusia  - Telusur

Barat dan Turki Disebut Kirim Teroris dari Suriah ke Ukraina untuk Perangi Rusia 

Teroris Daesh di Suriah. (Foto: Al Jazeera).

telusur.co.id - Duta Besar Suriah untuk Rusia Riad Haddad menyatakan bahwa negara-negara Barat dan Turki mengirim sisa-sisa kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS) dan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) dari provinsi Idlib, Suriah utara, ke Ukraina untuk berperang melawan pasukan militer Rusia.

“Tidak mengherankan bahwa Amerika Serikat, negara-negara Barat dan Turki telah memindahkan anggota kelompok teroris Daesh dan HTS dari Idlib ke Ukraina,” kata Haddad kepada kantor berita TASS Rusia dalam sebuah wawancara eksklusif yang diterbitkan pada hari Senin (4/7/22).

Dia menyebutkan bahwa kelompok-kelompok teroris takfiri itu sedang dieksploitasi oleh Barat untuk menekan orang-orang yang damai.

Riad Haddad memastikan Damaskus sepenuhnya mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina.

“Saya ingin menekankan bahwa Suriah sepenuhnya mendukung operasi militer Rusia di Ukraina, yang bertujuan melindungi keamanan nasional, kedaulatan, dan integritas teritorialnya dari tentara bayaran dan neo-Nazi, yang telah mengalir ke negara Eropa Timur dari seluruh penjuru dunia,” terangnya.

Sementara itu, sumber-sumber informasi pada Senin malam melaporkan, tentara Suriah telah memperkuat posisi-posisi militernya di kota Ain Issa di pedesaan utara Raqqa, yang berada di bawah kendali  militan Kurdi Pasukan Demokrasi Suriah (SDF).

Sumber-sumber mengatakan kepada Al-Mayadeen bahwa tentara Suriah telah memperkuat militernya di kota Ayn al-Arab di pedesaan timur Aleppo.

Direktur kantor media SDF, Farhad Shami, mengatakan, “550 tentara Suriah telah tiba di daerah SDF setelah ada kesefahaman awal untuk menghadapi setiap agresi Turki di wilayah ini.”

Sebelumnya di hari yang sama, sumber Al-Mayadeen melaporkan, tentara Rusia telah meningkatkan jumlah pasukannya menjadi sekitar sepertiga, sejak Turki mengumumkan ancamannya untuk melancarkan operasi militer baru di Suriah utara, dan dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina.

“Rusia bermaksud meningkatkan jumlah pasukannya di Qamishli, mengingat pentingnya lokasi geografis dan kedekatannya dengan pangkalan ilegal pasukan pendudukan Amerika di provinsi Hasaka, dan fakta bahwa itu berhubungan dengan perbatasan Turki, yang sekaligus merupakan perbatasan NATO,” ungkap sumber tersebut. [Tp] 


Tinggalkan Komentar