telusur.co.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk keras serangan militer rezim Zionis terhadap Suriah, dan menekankan perlunya tindakan segera oleh masyarakat internasional untuk mengakhiri kejahatan Israel.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Esmaeil Baqaei dengan keras mengutuk serangan rezim Israel di berbagai bagian Suriah dan serangan bom yang telah menghancurkan lokasi sipil dan fasilitas pertahanan di Damaskus, Latakia, Idlib, Hama, Quneitra dan Daraa.
Ia mengecam tindakan agresi berulang rezim Israel terhadap Suriah, serangan terhadap aset strategis negara Arab serta infrastruktur sipil dan militer, dan pendudukan berkelanjutan di sebagian wilayah Suriah.
Kini telah menjadi jelas bahwa rezim Zionis berupaya menghancurkan kemampuan pertahanan, ekonomi dan infrastruktur Suriah sebagai negara berdaulat untuk mengejar tujuan jahatnya di negara Arab dan kawasan, dan pada saat yang sama melanjutkan kejahatan genosida di Palestina dan melakukan tindakan agresi terhadap Lebanon, ia memperingatkan.
Juru bicara itu juga menegaskan kembali kebijakan Iran yang berprinsip dan tidak berubah dalam menekankan perlunya melindungi integritas teritorial, martabat, dan kedaulatan nasional Suriah sebagai negara merdeka dan negara besar yang berpengaruh dalam keamanan dan stabilitas kawasan Asia Barat.
Baqaei mengingatkan semua pihak yang terlibat tentang tanggung jawab mereka dalam pembentukan status quo di Suriah setelah landasan disiapkan bagi rezim Israel untuk melaksanakan kebijakannya yang kejam dan ekspansionis di Suriah.
"Penghentian agresi dan tindakan agresif rezim Zionis terhadap Suriah membutuhkan tindakan segera dan efektif oleh masyarakat internasional, khususnya negara-negara regional. Oleh karena itu, Organisasi Kerja Sama Islam perlu menggunakan mekanisme yang ada untuk memaksa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memenuhi tugasnya dalam menghadapi pelanggaran hukum dan perdamaian oleh rezim Israel," pungkas juru bicara Iran tersebut.
Rezim Israel pada hari Jumat melancarkan beberapa serangan militer di seluruh Suriah, termasuk di sekitar Damaskus dan sekitarnya, serta di pedesaan Hama.[]