telusur.co.id - PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) secara resmi menjalin aliansi strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Langkah korporasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Penyertaan Modal dan Perjanjian Pemegang Saham di Balai Kota Jakarta. 

Penandatanganan Perjanjian Penyertaan Modal dilakukan langsung oleh Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, dan Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar. Sementara itu, Perjanjian Pemegang Saham diteken oleh Direktur Utama Bank DKI Agus Haryoto Widodo bersama Gubernur Provinsi Maluku Hendrik Lewerissa.

Prosesi penting ini turut disaksikan oleh jajaran pemimpin daerah, termasuk Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoandra. Kehadiran Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae juga menggarisbawahi dukungan regulator terhadap konsolidasi perbankan nasional, sebagaimana amanat POJK No. 12/POJK.03/2020.

Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menyatakan pembentukan KUB ini merupakan tonggak krusial dalam transformasi Bank DKI menuju bank berdaya saing nasional. 

"Melalui kerja sama ini, Bank DKI akan memperluas penetrasi pasar, memperkuat struktur bisnis, serta meningkatkan kontribusi terhadap penguatan ekonomi daerah. Ini adalah bagian dari investment story kami menuju IPO," tegas Agus, ditulis Kamis (5/6/2025). 

Dengan KUB ini, Bank DKI akan menjadi Pemegang Saham Pengendali Kedua di BMM. Bank DKI juga berkomitmen mendampingi penguatan tata kelola, manajemen risiko, sistem IT, serta pengembangan bisnis dan SDM di BMM, selaras dengan prinsip Governance, Risk & Compliance (GRC) yang terintegrasi.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengapresiasi langkah konsolidasi kedua bank dan berharap dapat membangun Indonesia dari pinggiran secara nyata dengan Jakartaberperan sebagai enabler.

"Kami melihat kerja sama ini bukan hanya soal modal, tapi juga semangat untuk membangun Indonesia dari pinggiran secara nyata, dengan Jakarta berperan sebagai enabler," ujarnya.

Dukungan senada datang dari Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, yang optimistis kolaborasi ini akan memperkuat layanan kepada masyarakat dan pelaku usaha lokal. 

"Dengan dukungan Bank DKI, kami yakin BMM dapat mengakselerasi transformasi layanan keuangan," tuturnya.

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoandra, menambahkan bahwa kerja sama ini menjadi langkah adaptif dan kolaboratif di tengah ketidakpastian ekonomi global dan percepatan digitalisasi perbankan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, memandang momen ini sebagai hasil nyata dari visi besar yang dibangun sejak 2022. 

"Hari ini kita menyaksikan model penguatan BPD yang kolaboratif, strategis, dan berdampak langsung ke masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama BMM, Syahrisal Imbar, menekankan KUB ini sebagai awal transformasi besar bagi BMM dan berharap dapat membuka ruang kerja sama ekonomi antara pengusaha Maluku-Maluku Utara dengan pelaku usaha di Jakarta.

Inisiasi pembentukan KUB Bank DKI–BMM yang dimulai sejak 2024 ini bertujuan memenuhi ketentuan modal inti minimum, memperkuat ketahanan dan daya saing BPD, mendorong integrasi teknologi dan tata kelola, serta menjadi pilar value creation dalam transformasi dan persiapan IPO Bank DKI. 

Bank DKI menargetkan sinergi ini akan mulai memberikan kontribusi positif terhadap laporan konsolidasi dalam 6-12 bulan ke depan.[Nug]

 

Laporan: Alfarisi