Diintimidasi Taliban, Pakistan Airlines Tangguhkan Penerbangan ke Afghanistan - Telusur

Diintimidasi Taliban, Pakistan Airlines Tangguhkan Penerbangan ke Afghanistan

Pakistan International Airlines. Foto: AFP

telusur.co.id - Pakistan International Airlines (PIA) menangguhkan penerbangan ke Kabul, ibu kota Afghanista. PIA menuduh Taliban terlalu campur tangan dan kerap melakukan intimidasi kepada staf maskapai.

Penangguhan itu terjadi ketika pemerintah Taliban memerintahkan maskapai tersebut untuk memotong harga tiket ke tingkat sebelum jatuhnya pemerintah Afghanistan pada bulan Agustus. 

Diketahui, PAI merupakan maskapai internasional satu-satunya yang beroperasi secara teratur dari ibu kota Afghanistan.

"Penerbangan kami sering menghadapi penundaan yang tidak semestinya karena sikap tidak profesional dari otoritas penerbangan Kabul," kata Abdullah Hafeez Khan, juru bicara PIA kepada kantor berita AFP, dilansir dari Aljazeera. 

"Rute akan tetap ditangguhkan sampai situasi menjadi kondusif," tambahnya. 

Salah satu sumber dari maskapai itu mengatakan kepada AFP, jika otoritas Taliban kerap mengintimidasi dan menghina. Bahkan di satu kesempatan, mereka menganiaya secara fisik staf maskapai.

Penerbangan antara Afghanistan dan Pakistan sudah sangat dibatasi sejak bandara Kabul dibuka kembali bulan lalu, setelah evakuasi kacau lebih dari 100.000 orang Barat dan warga Afghanistan saat Taliban mengambil alih negara tersebut.

Abdullah, seorang karyawan perusahaan farmasi berusia 26 tahun, mengatakan, penerbangan PIA telah menjadi pintu bagi warga Afghanistan yang mencoba meninggalkan negara itu.

“Kami sangat membutuhkan penerbangan ini. Perbatasan ditutup, sekarang jika bandara ditutup, kita semua seperti di dalam sangkar," katanya kepada Reuters.

PIA mengatakan bahwa sejak pemerintahan baru Taliban dibentuk, stafnya di Kabul telah menghadapi perubahan di menit-menit terakhir dalam peraturan dan izin terbang. Mereka juga sering menjadi korban intimidasi dari para komandan Taliban. Mereka mengaku telah ditahan di bawah todongan senjata selama berjam-jam dalam satu insiden dan baru dibebaskan setelah kedutaan Pakistan di Kabul turun tangan.

Dengan meningkatnya krisis ekonomi yang menambah kekhawatiran tentang masa depan Afghanistan di bawah Taliban, ada permintaan besar untuk penerbangan keluar. Hal ini diperburuk oleh masalah berulang di penyeberangan perbatasan darat ke Pakistan. Kantor paspor utama di Kabul telah dikepung oleh orang-orang yang berusaha mendapatkan dokumen perjalanan sejak dibuka kembali bulan ini. 

Penerbangan juga telah digunakan oleh pejabat internasional dan pekerja bantuan yang bepergian ke Kabul. Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, telah meminta negara-negara di dunia untuk terlibat dengan Taliban dan memberikan dukungan ekonomi kepada negara tersebut. Meski begitu, Pakistan dengan tegas telah berhenti mengakui pemerintahan Taliban.[Tp]

Laporan: Nadila Firdinia


Tinggalkan Komentar