telusur.co.id - Koordinator Simpul Aktivis Angkatan 98 (Siaga 98) Hasanuddin menyampaikan bahwa praktik korupsi tak hanya merusak perekonomian nasional, tetapi juga merusak sendi-sendi kehidupan bernegara. Karenanya, salah satu agenda reformasi 1998 adalah pemberantasan korupsi.
"Pemberantasan Korupsi dan penyelenggaraan negara yang terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menjadi salah satu agenda penting sejak peristiwa Mei 1998," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Rabu (21/5/2025).
Dia menilai, setelah 27 Tahun reformasi, kini di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, sepertinya komitmen ini kembali dipertegas. Dimana, korupsi besar mulai diungkap dan diajukan ke pengadilan oleh aparat penegak hukum (APH), termasuk beberapa kasus korupsi yang tertunda penangananya.
"Ketegasan penegak hukum KPK, Kejagung dan Polri dalam pemberantasan korupsi telah menuai serangan balik, hingga pengancaman," ucapnya.
SIAGA 98, lanjut Hasanuddin, mendukung sikap tegas Presiden Prabowo tersebut. Sebagaimana pernyataan Prabowo saat menutup Kongres IV Tunas Indonesia Raya (TIDAR) di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025: " 'Hampir tiap hari kita membongkar kasus-kasus korupsi dan tidak akan berhenti. Dan saya tahu ada penegak hukum yang diancam, ada yang rumahnya didatangi, ada yang mobilnya diikuti, ada yang rumahnya difoto, kita paham itu. Tapi, saya hanya ingin sampaikan, kita tidak gentar. Saya tidak gentar', " Hasnauddin mengutip pidato Prabowo.
Hasanuddin menilai, pernyataan ini menegaskan bentuk dukungan Prabowo kepada penegak hukum KPK, Kejaksaan dan Polri dalam pemberantasan korupsi.
Oleh karena itu, SIAGA 98 berharap aparat penegak hukum, baik Kejaksaan, KPK dan Polri, menggunakan momentum dukungan ini untuk mengungkap kasus-kasus korupsi yang mengakibatkan kerugian keuangan negara yang besar, khsususnya terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kejahatan ekonomi di sektor perbankan, pertanian, industri dan perdagangan, dan lain sebagainya.
"Pemulihan keuangan negara harus menjadi prioritas. Pemberantasan korupsi ini penting, jangan sampai ada anggapan di era reformasi ini malah korupsi makin merajalela. Ini mencoreng reformasi," tukasnya. [Nug]