telusur.co.id - Pemimpin senior gerakan perlawanan Palestina (Hamas) Khaled Meshaal mengatakan, Israel bermain api dengan mengizinkan para ekstremis Yahudi mendatangi komplek Masjid al-Aqsa, salah satu situs paling suci bagi umat Islam.
Dikutip Presstv, Selasa (26/9/23), Khaled Meshaal, mantan ketua Hamas yang saat ini memimpin kantor diaspora kelompok itu mengatakan, Israel harus menunggu tanggapan keras dari kelompok-kelompok perlawanan Palestina karena Israel menyokong meningkatnya kehadiran ekstremis Yahudi di komplek Masjid al-Aqsa.
Meshaal mengatakan lonjakan serangan tersebut adalah plot yang didukung oleh pemerintahan garis keras Israel yang pada akhirnya akan menghancurkan Al-Aqsa dan menggantinya dengan kuil.
Menurut Meshaal, jumlah pemukim Yahudi yang masuk tanpa izin ke komplek Masjid Al-Aqsa telah meningkat dua kali lipat sejak tahun 2017, dan Rezim Israel semakin berani sejak merasa berhasil menormalisasi hubungan diplomatik dengan sejumlah negara Arab dan Muslim.
Namun Meshaal mengatakan bahwa kelompok perlawanan di seluruh wilayah Palestina pendudukan akan memberikan tanggapan tegas terhadap rezim tersebut untuk menetralisir plot dan konspirasinya.
“Kubu perlawanan tidak akan membiarkan perambahan di Al-Aqsa dan konfrontasi akan menjadi respons terbesar terhadap kejahatan musuh yang melakukan pendudukan. Musuh sedang bermain api, dan kubu perlawanan mampu menetralisir plot dan skema rezim pendudukan,” katanya.
Meshaal menyarankan negara-negara yang berupaya melakukan normalisasi dengan Israel untuk membenahi kesalahan mereka. Dia memperingatkan bahwa hubungan yang lebih erat dengan Israel akan menimbulkan ancaman serius bagi Palestina dan dunia Arab.
Lebih lanjut, dia meminta rakyat Palestina untuk mengadakan aksi duduk di Masjid al-Aqsa, sambil mendesak negara-negara Arab untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan Israel.
Seruan untuk kehadiran rutin ekstremis Yahudi di Masjid Al-Aqsa di kota al-Quds (Yerusalem) yang diduduki Israel telah meningkat dalam beberapa hari terakhir bersamaan dengan hari raya Tahun Baru Yahudi.
Serbuan dilakukan oleh ekstremis Yahudi untuk melakukan ritus keagamaan, padahal Masjid Al-Aqsa telah diakui sebagai hak eksklusif umat Islam.
Serangan tersebut telah menyebabkan ketegangan lebih lanjut di wilayah Palestina, terutama di Tepi Barat, di mana kelompok-kelompok perlawanan meningkatkan serangan balasan terhadap pemukim dan pasukan militer Israel dalam beberapa pekan terakhir. [Tp]