Elon Musk Berburu Nikel untuk Tesla, DPR: Ini Peluang Indonesia  - Telusur

Elon Musk Berburu Nikel untuk Tesla, DPR: Ini Peluang Indonesia 


telusur.co.id - CEO Tesla Elon Musk telah meminta pemasok Nikel menambang lebih banyak logam bumi untuk produksi baterai kendaraan listriknya dan siap memberi kontrak “raksasa” jika memenuhi standard yang diminta.

Tesla menjanjikan kontrak besar jangka waktu yang lama kepada siapa saja jika dapat menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang sensitif terhadap lingkungan. Diperkirakan permintaan Nikel untuk keperluan industri mobil listrik akan meningkat. 

Terkait itu, anggota Komisi VII DPR Mulyanto menilai, Indonesia sebagai negara dengan cadangan Nikel terbesar di dunia harus memanfaatkan kesempatan ini agar dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

"Dalam pelaksanaan penambangan nikel perlu langkah-langkah bijak agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Jangan sampai penambangan yang dilakukan saat ini menyisakan masalah lingkungan di kemudian hari," kata Mulyanto, Selasa (2/3/21).

Mulyanto menjelaskan, pemerintah harus kelola penambangan dan pengolahan Nikel agar semakin efisien dan ramah lingkungan. Selain aspek pengelolaan lingkungan tambang, pembuangan limbah Nikel ke laut harus menjadi perhatian pemerintah.

"Ini penting, bukan hanya dalam rangka menangkap peluang pasar perdagangan Nikel, namun juga bagi sebesar-besarnya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat atas pengelolaan SDA ini," tegasnya.

Politikus PKS ini menambahkan, sumber daya Nikel yang besar, yang terkandung di dalam bumi Indonesia, harus dikelola secara efisien agar dapat memberi nilai tambah lebih tinggi. Sehingga dapat mendatangkan multiflyer effect terhadap pembangunan nasional yang semakin besar pula. 

Kendati demikian, Pemerintah perlu membuat perencanaan dan aturan yang ketat terkait pengelolaan Nikel ini. Jangan sampai SDA yang dimiliki habis dieksploitasi, tapi tidak memberi manfaat  bagi kemakmuran rakyat banyak. 

Bagi Mulanto, pemerintah harus menjamin booming Nikel ini mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat. Bukan hanya mensejahterakan segelintir pengusaha smelter. Apalagi jika malah mendatangkan kerusakan lingkungan. 

"Kita harus eman-eman kekayaan alam kita untuk memakmurkan masyarakat.  Bukan malah menyisakan lingkungan rusak dan laut yang tercemar, yang pada gilirannya hanya akan menyengsarakan rakyat," ujar.

Menurut data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019 mencatat bahwa Indonesia merupakan negara produsen dan penyumbang kebutuhan Nikel terbesar dunia. Dari total produksi Nikel dunia yang berjumlah 2,668 juta ton Ni, Indonesia menyumbang sekitar 800 ribu ton Ni dalam kurun waktu sepanjang tahun 2019.

Jumlah tersebut secara otomatis menobatkan Indonesia sebagai negara produsen bijih Nikel terbesar di dunia. Disusul oleh Filipina dengan jumlah 420.000 ton Ni, Rusia 270.000 ton Ni, dan Caledonia 220.000 ton Ni.

Sumber daya dan cadangan Nikel yang dimiliki Indonesia pun masih cukup tinggi. Tercatat hingga Juli 2020, total neraca sumber daya bijih Nikel Indonesia mencapai 11,88 miliar ton, sedangkan total sumber daya logam nikel sebesar 174 juta ton. Sumber daya ini tersebar di tiga provinsi yaitu di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku utara.[Fhr]
 


Tinggalkan Komentar