HUT Ke-24, Arya Giri Indonesia Gelar Susur Sungai Ciliwung, Diskusi Hingga Santunan Anak Yatim - Telusur

HUT Ke-24, Arya Giri Indonesia Gelar Susur Sungai Ciliwung, Diskusi Hingga Santunan Anak Yatim

Istimewa

telusur.co.idDalam rangka memperingati hari lahir Arya Giri Indonesia yang ke-24 tahun, Arya Giri Indonesia menggelar kegiatan Susur Syukur Rangkul (SU SY R24) di sekretariat Gerakan Ciliwung Bersih Ekowisata & Eduwisata Ciliwung, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu (28/1/2023).

Mengangkat tema 'Berjuang untuk mahakarya Berbhakti untuk Masa Jaya' Arya Giri Indonesia ingin mengajak semua lapisan masyarakat untuk terus merawat lingkungan dan menjaga ekosistem sungai ciliwung.

Pasalnya, apabila sungai tidak dirawat, maka sungai akan mudah tercemar dan kotor serta dapat menyumbat aliran sungai yang akhirnya bisa mengakibatkan banjir.

Demikian ungkapan yang disampaikan Ketua umum Giri Indonesia, Eko Feriyanto sebelum membuka diskusi Lingkungan bertajuk 'Kenduri Lingkungan Teologi Lingkungan dari Perspektif: Agama, Budaya Perspektif Akademisi, Aktivis Lingkungan'.

"Harapan saya adalah tema kegiatan ini sendiri yaitu "berjuang untuk mahakarya berbakti untuk masa jaya" ini adalah sebuah filosofi dengan mengajak kepada seluruh elemen khususnya anggota Arya Giri Indonesia untuk bersama-sama berjuang untuk diri sendiri, organisasi dan lebih luasnya untuk alam semesta," kata Eko Feriyanto atau biasa disapa bang Chokie.

Bang Chokie membeberkan makna Susur, Syukur, Rangkul. "Dengan filosofi Susur, Kita menyusuri alam, Syukur yakni saat kita melihat keindahan & kehebatanNya kita akan mensyukuri dan Rangkul Kemudian kita bergerak merangkul yang lain untuk menjaga alam," beber aktivis lingkungan ini.

Senada dengan Bang Chokie, Ketua Dewan Penasehat Arya Giri Indonesia, Roni Adi menyampaikan bahwa kegiatan yang digelar Arya Giri Indonesia tentu sangat positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar aliran sungai.

Terlebih, kata Bang Roni, dulu keberadaan sungai dianggap sangat penting bagi orang betawi. Sebab, kehidupan dan peradaban orang betawi tak bisa dipisahkan dari sungai. Hal itu tercermin dari adanya 13 aliran sungai di ibu kota.

Bahkan, lanjut Bang Roni, salah satu hewan yang hidup di sungai yakni buaya telah mewarnai tradisi orang Betawi. Sosok hewan ini biasanya digunakan secara simbolis dalam bentuk roti buaya di acara perkawinan adat Betawi.

"Buaya muara itu mahluk paling setia. Jauh diluar itu hubungan orang betawi dengan sungai itu seperti ibu dan anak. Sungai yang memberikan kehidupan," kata Bang Roni.

Lantaran Sungai dan Jakarta memiliki hubungan yang sangat erat, maka untuk melihat kemajuan dan peradaban jakarta bisa dilihat dari aliran sungainya. 

"Kalau mau lihat peradaban Jakarta itu gampang, lihat aja sungainya. Kalau rapi berarti peradaban masyarakatnya sudah rapi. (Tapi) kalau sungainya kotor maka orang jakartanya ruwet, belum peduli dengan kebersihan dan lingkungan. Sungai adalah cerminan," seloroh Bang Roni.

Oleh karena itu, lanjut Pria kelahiran Tanah abang Jakarta ini, kegiatan yang baik bagi lingkungan seperti yang digelar Arya Giri Indonesia harus didukung.

"Ini adalah kegiatan yang sangat bagus. Harapan saya kegiatan ini tidak hanya sampai di sini saja, tetapi bisa diaktualisasikan ke gerakan nyata dan berkelanjutan. Kita perlu bersinergi dalam menjaga lingkungan," kata Ketua MPD PEMUDA ICMI Jakarta Pusat & Pengurus Lembaga Kebudayaan Betawi ini.

Sementara itu, Ketua Gerakan Ciliwung Bersih, Peni Susanti Moerpratomo mengatakan kerja keras dan konsistensi gerakan Ciliwung Bersih yang didukung oleh 36 Komunitas Peduli Ciliwung (KPC), masyarakat dan perusahaan serta pemerintah dalam menjaga dan merawat sungai ciliwung telah menunjukkan hasil yang sangat baik. 

Kualitas atau mutu air sungai ciliwung telah mencapai kelas 2 sesuai dengan PP 82 tahun 2001. yang artinya kualitasnya membaik, memungkinkan berkembang biaknya biota air seperti ikan baung, udang, lobster biru, berang dan lainnya.

Atas capaian yang luar biasa itu, bahkan GERAKAN Ciliwung Bersih (GCB)  menerima penghargaan tertinggi dalam bidang lingkungan hidup dari Presiden RI, yakni Kalpataru pada Juni 2022 lalu.

"Surga itu dibawahnya dikelilingi oleh sungai-sungai yang kekal. Mudah-mudahan orang yang peduli ciliwung bisa masuk surga," kata Peni.

Dalam kesempatan yang sama, Rois Syuriyah MWC NU Tanah Abang, KH. Ramli Izhaque juga menyampaikan bahwa bagi umat islam, menjaga kebersihan sungai merupakan sebagian dari iman.

Menurut KH Ramli, agama Islam adalah agama yang mendorong semua umatnya untuk mencintai kebersihan.

"Annadhafatu Minal Iman” yang berarti “kebersihan adalah sebagian daripada iman”. Mulai lakukan kebersihan dari diri kita, Kemudian rumah, kemudian lingkungan (terdekat), kemudian (ajak) tetangga," kata KH. Ramli.

Turut hadir dalam diskusi itu yakni, Dosen Pend. Sosiologi, FIS UNJ, Dr. A. Tarmiji Alkhudri, M.Si dan dimoderatori oleh Hikmapala STIDDI Al-Hikmah, Angga Ragner.

Untuk diketahui, pada peringatan Hari Lahir Arya Giri Indonesia yang ke-24 tahun itu digelar berbagai kegiatan, pertama, Susur sungai Ciliwung educasi.

Kedua, Kenduri Lingkungan dengan perspektif dari Agama, budaya, Akademisi dan aktivis lingkungan.

Ketiga, Syukuran dengan menyantuni 240 yatim/piatu dan dhuafa yang ada di tiga regional pengurus ARYA GIRI INDONESIA, DKI Jakarta, Jawa barat dan Banten.


Tinggalkan Komentar