telusur.co.id - Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan potensi gempa bumi kuat di wilayah barat daya negara itu, tepatnya di sekitar perairan dekat pulau utama Kyushu. Namun, pihak berwenang menegaskan masyarakat sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh prediksi bencana yang tidak berdasar, terutama yang bersumber dari komik atau manga.
Peringatan ini muncul setelah serangkaian gempa bumi mengguncang prefektur Kagoshima, termasuk satu gempa berkekuatan 5,5 skala Richter yang terjadi pada Kamis dan cukup kuat hingga membuat orang sulit berdiri. Bahkan, pada Sabtu, wilayah tersebut kembali diguncang gempa susulan berkekuatan 5,4 SR.
Dalam dua minggu terakhir, lebih dari 1.000 gempa kecil tercatat di kawasan itu—jumlah yang tak biasa—dan memicu kekhawatiran publik, sebagian besar dipicu oleh rumor yang berasal dari sebuah manga populer.
Manga berjudul The Future I Saw karya Ryo Tatsuki, yang pertama kali terbit pada 1999 dan dirilis ulang pada 2021, memuat adegan yang oleh sebagian pembaca ditafsirkan sebagai "ramalan" gempa besar yang akan terjadi bulan ini. Ketakutan massal pun merebak, terutama di media sosial dan komunitas pembaca di Hong Kong, menyebabkan penurunan kunjungan wisatawan dari wilayah tersebut sebesar 11% pada bulan Mei.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Ayataka Ebita, Direktur Divisi Pemantauan Gempa dan Tsunami di Badan Meteorologi Jepang, menegaskan bahwa saat ini ilmu pengetahuan belum mampu memprediksi secara tepat waktu, lokasi, maupun skala gempa.
“Kami meminta masyarakat tetap tenang dan mendasarkan pemahaman mereka pada bukti ilmiah, bukan pada interpretasi bebas dari fiksi,” ujar Ebita dalam konferensi pers, Sabtu.
Sementara itu, sang mangaka Ryo Tatsuki menegaskan dirinya bukan peramal. Dalam pernyataan resmi yang dirilis penerbitnya, Tatsuki mengatakan bahwa karya-karyanya murni fiksi dan tidak dimaksudkan sebagai ramalan.
Meski begitu, keresahan publik tetap terasa. Beberapa penduduk dari pulau-pulau kecil di sekitar episentrum gempa telah dievakuasi sebagai langkah antisipasi. Pemerintah Jepang pun terus memantau aktivitas seismik dengan ketat.
Jepang memang berada di salah satu wilayah dengan aktivitas gempa paling tinggi di dunia. Sekitar 20% dari gempa bumi berkekuatan 6 SR ke atas yang tercatat di dunia terjadi di negara ini.
Namun, di tengah ketegangan ini, Jepang justru mencatat rekor jumlah wisatawan sepanjang tahun 2025. Pada April, angka kunjungan melonjak hingga 3,9 juta orang—tertinggi dalam sejarah bulanan negara tersebut.[]
Sumber: CNN