Karantina Jatim, Pemda dan Media Perkuat Sinergi, Dorong Ekspor Lintas Sektor - Telusur

Karantina Jatim, Pemda dan Media Perkuat Sinergi, Dorong Ekspor Lintas Sektor

Kepala BKHIT Jatim, drh. Hari Yuwono Ady saat diwawancarai awak media pasca acara

telusur.co.id - Balai Karantina Jawa Timur bersama pemerintah daerah dan insan media menggelar forum sinergi bertema “Karantina, Pemda dan Media Bersinergi: Menjaga Pintu Masuk, Menguatkan Ekspor di Gerbang Baru Nusantara - Jawa Timur”. Kegiatan ini berlangsung di JW Marriot Hotel Surabaya pada Rabu (10/12/2025), menghadirkan para pemangku kepentingan lintas sektor.

Acara tersebut digelar sebagai upaya memperkuat koordinasi dalam menjaga keamanan hayati di pintu masuk Jawa Timur sekaligus meningkatkan nilai ekspor daerah. Melalui forum ini, Karantina Jatim menegaskan, pentingnya peran kolaboratif antara instansi pemerintah, pelaku usaha, dan media massa untuk memastikan produk pertanian, perikanan, serta komoditas lain memenuhi standar kesehatan dan kelayakan ekspor.

Dalam kegiatan ini disiapkan sesi dialog yang menampilkan pembahasan terkait tantangan dan peluang ekspor di era Gerbang Baru Nusantara. Sejumlah narasumber dari lembaga pemerintah daerah, pemangku bidang investasi, serta pihak terkait lainnya turut menyampaikan pandangan mereka mengenai strategi memperkuat ketahanan pangan, pengawasan karantina, dan percepatan layanan ekspor.

Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Provinsi Jawa Timur (BKHIT Jatim), drh. Hari Yuwono Ady, M.Si. menguraikan bahwa, peran karantina kini tidak lagi sebatas pencegahan penyebaran penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. 

Hal ini disampaikan dalam pertemuan bersama perwakilan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, pimpinan PT Jatinegara Utama Indonesia, perwakilan KPU Tanjung Barat, serta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur.

Menurut Kepala Balai Karantina, peningkatan perekonomian daerah memiliki hubungan langsung dengan kinerja layanan karantina. Tanpa jaminan keamanan dan mutu melalui sertifikasi karantina, produk ekspor tidak hanya berisiko ditolak negara tujuan, tetapi juga dapat merusak reputasi Jawa Timur sebagai salah satu pemasok komoditas global.

“Kita harus melihat karantina bukan lagi sekadar pengawas lalu lintas hewan dan tumbuhan, tetapi sebagai bagian penting dari ekosistem ekonomi. Karantina menjadi instrumen yang memastikan setiap komoditas aman, cepat, layak, dan memenuhi standar internasional,” tegas Hari.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Jawa Timur, Ir. Mohammad Yasin, M.Si. menegaskan bahwa, Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai gerbang baru Nusantara sekaligus motor ekonomi nasional.

Dengan jumlah penduduk 42 juta jiwa serta wilayah administratif terbesar ke-2 setelah Jawa Barat, Jawa Timur mencatat kontribusi ekonomi yang signifikan:

a. Kontribusi terhadap ekonomi nasional: 14,54%;
b. Pertumbuhan ekonomi 2025: 5,22% (di atas rata-rata nasional 5,04%); dan
c. Sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur, khususnya industri makanan dan minuman yang mencapai 54,9% dari total industri.

“Karena industri makanan dan minuman sangat besar, maka keamanan bahan bakunya harus benar-benar dijaga. Di sinilah peran karantina menjadi sangat penting,” tambah Yasin.

Ia optimistis, jika Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan sudah beroperasi penuh, Jawa Timur berpeluang melampaui kontribusi ekonomi DKI Jakarta.

Balai Karantina juga menyampaikan bahwa, pihaknya terus memberikan bimbingan teknis kepada pelaku usaha ekspor, khususnya untuk memenuhi standar sanitasi dan fitosanitasi internasional.

Beberapa langkah strategis yang ditempuh antara lain : 

a. Sertifikasi kesehatan hewan, ikan, dan tumbuhan sesuai standar WTO;
b. Peningkatan sistem ketertelusuran (traceability);
c. Pembukaan akses pasar ekspor melalui fasilitasi persyaratan teknis; dan
d. Penguatan sistem pengawasan demi menjaga reputasi komoditas Jawa Timur

“Kami hadir untuk memastikan pelaku usaha tidak tertinggal dalam persaingan global. Keamanan, mutu, dan legitimasi produk harus menjadi prioritas bersama,” jelas drh. Hari.

Melalui sinergi yang dibangun, Karantina Jawa Timur berharap pengawasan di pintu masuk dapat semakin efektif, sekaligus memberi kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah. 

“Media massa juga diharapkan menjadi mitra strategis dalam menyebarluaskan edukasi publik terkait pentingnya karantina demi melindungi sumber daya alam nasional dari ancaman hama dan penyakit,” sambung Hari.

Acara berlangsung interaktif dengan suasana formal yang didukung pengaturan panggung panel diskusi dan fasilitas presentasi. Forum ini menegaskan, komitmen semua pihak untuk menjaga keamanan hayati dan memperkuat daya saing ekspor Jawa Timur di kancah internasional. (ari)


Tinggalkan Komentar