Lestari Moerdijat Sebut Situs Patiayam Bisa Jadi Titik Penting Peradaban Dunia - Telusur

Lestari Moerdijat Sebut Situs Patiayam Bisa Jadi Titik Penting Peradaban Dunia

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat

telusur.co.id - Situs prasejarah Patiayam, yang terletak di kaki Gunung Muria, kembali mendapat sorotan. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa situs ini memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dalam konstelasi prasejarah dunia, karena kekayaan fosil dan artefak yang tersimpan di dalamnya.

Dalam sambutannya pada Forum Diskusi Aktual Berbangsa Bernegara (FDABB) bertema “Mengkaji Peradaban Patiayam Menuju Cagar Budaya Nasional”, yang digelar di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus, Minggu malam (15/6), Lestari atau akrab disapa Rerie, menekankan nilai strategis Patiayam.

“Temuan di situs ini menyimpan jejak peradaban ratusan ribu bahkan jutaan tahun lalu. Ini bukan sekadar warisan arkeologis lokal, melainkan potongan penting dari kisah besar umat manusia,” tegas Rerie.

Situs Patiayam selama ini dikenal sebagai ladang temuan fosil purba, termasuk fosil gajah purba (Elephas) dan sejumlah peninggalan manusia serta fauna masa lampau. Rerie menyebut, hasil ekskavasi menunjukkan kekayaan yang luar biasa dan perlu digali lebih dalam, baik secara fisik maupun keilmuannya.

Acara diskusi turut dihadiri oleh Bupati Kudus Sam'ani Intakoris, pakar arkeologi UI Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, dan peneliti CPAS Harry Octavianus Sofian, M.Sc., serta mahasiswa jurusan Arkeologi UI yang sedang menjalani Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di situs tersebut.

Menurut Rerie, pelibatan dunia akademik sangat krusial agar Patiayam benar-benar menjadi pusat pembelajaran sejarah dan budaya, tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga dunia internasional.

“Patiayam adalah situs prasejarah yang paripurna. Penelitian yang konsisten akan membawa situs ini naik kelas, bahkan bisa sejajar dengan situs-situs prasejarah ternama dunia,” imbuhnya.

Sebagai bentuk konkret pelestarian, Rerie mengungkapkan bahwa fosil Elephas hasil ekskavasi tahun lalu akan dibuat replikanya dan ditempatkan tepat di lokasi penemuan, lengkap dengan kaca pelindung dan cungkup. Ini diharapkan dapat menjadi sarana edukatif bagi masyarakat umum dan pengunjung.

“Kita ingin masyarakat bisa melihat langsung, bisa merasakan betapa penting dan berharganya situs ini bagi sejarah manusia,” katanya.

Ia juga mendorong kolaborasi serius antara Pemerintah Kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati, mengingat wilayah situs berada di perbatasan dua daerah tersebut. Tujuannya jelas: meningkatkan status Patiayam menjadi Cagar Budaya Nasional.[]


Tinggalkan Komentar