telusur.co.id - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berharap, Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) yang digagas Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) serta mitra dan stakeholder asosiasi lain, menjadi momentum kebangkitan Industri Pariwisata dan Industri Ritel Indonesia, di tengah program Vaksinasi Covid-19.
"Saya turut pula mengapresiasi Menteri Perdagangan yang telah berkomitmen mengawal UMKM lokal, peritel kita untuk dapat mengoptimalkan sepenuhnya Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang konsisten berinovasi dalam memajukan pelaku usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Teten dalam sambutan Pencanangan Vaksinasi Covid-19 untuk Penyandang Disabilitas dan Kick Off Hari Belanja Diskon Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, Jumat (9/7/21).
Hadir Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Ketua Umum HIPPINDO Budihardjo Iduansjah, dan Ketua panitia Hari Belanja Diskon Indonesia 2021 Fetty Kwartati.
Teten mengajak masyarakat untuk berbelanja di program HBDI. Belanja sekarang ini bagian dari ibadah serta dapat menghidupkan kegiatan ekonomi masyarakat.
"Ayo belanjakan terutama kepada produk-produk lokal supaya ekonomi kita gerak. Saatnya kita semua berupaya membangkitkan ekonomi nasional," kata Teten.
Teten menjelaskan, berdasarkan data statistik, jumlah peritel, brand dan pusat perbelanjaan yang berpartisipasi di HBDI terus meningkat setiap tahunnya.
Dalam 4 tahun, jumlah peritel yang ikut serta tumbuh hampir 2 kali lipat, diikuti oleh total 500 brand berpartisipasi, serta pada tahun lalu melibatkan 375 pusat perbelanjaan di 91 kota. Bahkan, nilai transaksi HBDI 2019 sebesar Rp20 triliun dan meningkat menjadi Rp22.5 triliun di tahun 2020.
"Tren baik tersebut tentu juga harapannya dapat memberikan dampak positif dari sisi transaksi yang meningkat bagi peritel dan UMKM Indonesia," ujarnya.
Selain itu, Teten mengharapkan HBDI juga dapat menjadi lokomotif transformasi digital UMKM unggulan Indonesia serta membuka akses UMKM ke rantai pasok industri besar.
Menurutnya, bagi UMKM, transformasi digital memungkinkan akses ke pasar yang lebih luas, membenahi proses bisnis agar lebih efektif dan efisien, tata kelola usaha, serta SDM yang lebih teratur, hingga akses pembiayaan.
"Transformasi digital UMKM adalah keniscayaan. Setahun ke belakang, kita menyaksikan bagaimana harmonisasi antara Pemerintah dan seluruh elemen termasuk rekan-rekan asosiasi peritel sukses menghadirkan tambahan 6,7 juta pelaku UMKM dalam ekosistem digital," tuturnya.
"Hingga hari ini setidaknya 13,7 juta pelaku UMKM, atau setara 21% total populasi pelaku usaha telah onboarding digital. Bapak Presiden Jokowi sudah menargetkan angka ini perlu terus digenjot agar mencapai 30 juta di tahun 2024. Hari Belanja Diskon Indonesia tentu diharapkan dapat mengakselerasi pencapaian angka tersebut," pungkas Teten, dalam keterangannya.[Fhr]