telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengecam serangan "pengecut" rezim Zionis yang menargetkan para pemimpin Yaman, mengecam ketidakpedulian PBB terhadap kekejaman Israel yang telah membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam sebuah pesan, Araqchi mengutuk pembunuhan Perdana Menteri Yaman Ahmad al-Rahawi dan beberapa pejabat senior pemerintah Yaman lainnya dalam serangan militer brutal Israel.
Ia menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Yaman yang tangguh, bangsa Palestina yang tertindas, serta umat Muslim dan masyarakat pencinta kebebasan di seluruh dunia.
Ia menggambarkan pembunuhan pengecut terhadap para pemimpin Yaman, yang secara terang-terangan melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Yaman, sebagai kejahatan keji dan belum pernah terjadi sebelumnya terhadap bangsa Yaman yang bangga dan bebas -- sebuah negara yang telah membuktikan dirinya selama dua tahun terakhir sebagai pendukung setia rakyat Palestina.
Araqchi mengecam ketidakpedulian PBB terhadap pelanggaran hukum internasional oleh rezim Israel dan memperingatkan bahwa meningkatnya agresi Israel di Asia Barat --bersamaan dengan serangan berulang kali terhadap Yaman, Suriah, dan Lebanon, yang dilakukan dengan dukungan militer dan politik AS, Inggris, dan negara Barat lainnya-- telah sangat merusak kredibilitas hukum internasional dan menjadikan negara-negara ini kaki tangan kejahatan rezim pendudukan.
Ia menekankan bahwa situasi ini merupakan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap perdamaian dan keamanan internasional serta bahaya besar bagi kemanusiaan.
Menteri luar negeri Iran juga meminta negara-negara regional dan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan mendesak dan efektif untuk menghentikan genosida di Gaza dan meminta pertanggungjawaban pejabat Israel.
Araqchi menekankan bahwa tindakan kriminal rezim Zionis tidak akan melemahkan tekad rakyat Yaman untuk mempertahankan martabat dan kemerdekaan mereka, maupun dukungan mereka terhadap perjuangan Palestina, tetapi justru akan memperkuat api perlawanan di Yaman dan kawasan.
Sumber: TNA