telusur.co.id - Dalam suasana sakral dan penuh penghormatan, Universitas Airlangga kembali mengukuhkan enam Guru Besar dari berbagai bidang keilmuan. Menariknya, dari deretan akademisi yang dikukuhkan, terdapat sepasang suami istri (pasutri), Prof Dr. Hari Basuki Notopuroto, dr., M.Kes. dan Prof Dr. Dwi Winarni, M.Si., yang resmi menyandang gelar Guru Besar di hari yang sama.
Momen langka ini menjelma menjadi simbol perpaduan antara komitmen ilmiah dalam ikatan kehidupan. Satu panggung, dua gelar kehormatan, dan satu ikatan kehidupan, pasangan suami istri ini menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan dan cinta bisa tumbuh bersama.
Cinta Bertumbuh Lewat Ilmu
Pengukuhan yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kampus C UNAIR ini tidak hanya menandai capaian individu, namun juga menegaskan bahwa perjalanan akademik bisa menjadi ruang pertumbuhan bersama dalam keluarga.
Prof Hari Basuki merupakan akademisi dengan dedikasi tinggi di bidang manajemen informasi dan biostatistika. Sementara Prof Dwi Winarni MSi fokus menekuni histologi hewan dalam eksplorasi spesies teripang lokal penghasil kolagen. Keduanya menunjukkan bahwa perbedaan bidang keilmuan tidak menghalangi keselarasan dalam kontribusi.
“Kami saling menopang, bukan hanya dalam kehidupan rumah tangga, tetapi juga dalam perjuangan panjang di jalur akademik,” papar Prof Dwi. Kamis, (24/4/2025).
Sinergi Akademik dan Harmoni Kehidupan
Perjalanan keduanya yang penuh tantangan merupakan kisah yang menginspirasi untuk akademisi muda dan pasangan ilmuwan lainnya di lingkungan UNAIR. Dalam orasi masing-masing, mereka menyinggung pentingnya kolaborasi, komitmen jangka panjang, dan nilai-nilai luhur dalam membangun keilmuan yang berdampak pada masyarakat.
“Bagi kami, mengabdi di dunia pendidikan adalah cara terbaik untuk menjawab panggilan bangsa. Jika bisa dilakukan bersama pasangan, maka itu adalah anugerah,” urai Prof Hari dengan penuh syukur.
Rektor Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak., CMA. dalam sambutannya juga menyampaikan apresiasi dan kebanggaan atas pengukuhan ini.
Prof Nasih menjelaskan bahwa, pasangan tersebut bukan hanya sosok akademisi yang kompeten, tetapi juga teladan bagi generasi muda dalam membangun integritas dan etika ilmiah. Pengukuhan keduanya menjadi pengingat bahwa pendidikan tinggi bukan hanya tentang keunggulan individu, tetapi juga tentang nilai-nilai yang dibangun dalam kebersamaan. (ari)