telusur.co.id - Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan, membangun UMKM itu memerlukan desain tepat dan pelatihan yang efektif. Karena itu, dalam membangun UMKM harus fokus, bukan jadi pekerjaan sambilan. Dan, pelakunya juga perlu serius mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualistas SDM.
"Belajar dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, pelatihan atau peningkatan SDM harus dilakukan ahlinya, bukan pekerja sambilan," tegas Hanung, saat konferensi pers secara daring, Jumat (17/12/21).
Selain itu, lanjut Hanung, pemateri juga harus dari pelaku usaha langsung atau praktisi. Seperti lawyer, ahli marketing dari perusahaan, dan sebagainya.
Tahun ini, Kemenkop berkolaborasi dengan Sekolah Ekspor, Sippo, Prasetya Mulya (Manajemen Bisnis UKM),Yayasan Dana Bhakti Astra (YDBA) Universitas Padjajaran (UKM bidang perternakan), IPB (UKM Perikanan dan Pertanian), Telkomsel, yayasan Dharma Bhakti Astra, Indo-Eximpro, Lapenkop, Sekolah Ekspor, Star Training & Consultant, dan LSP Dekopin.
Hanung menambahkan, para UKM sangat antusias dengan pelatihan daring, melalui rangkaian Webinar Nasional Intensif Kampus UKM yang diikuti 9.464 partisipan. Terdiri dari 7.085 peserta webinar peningkatan kapasitas usaha dan 2.379 peserta pelatihan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
"Salah satu indikator kinerja kami adalah peningkatan kompetensi SDM UKM," ucapnya.
Berdasarkan pengolahan hasil data pre test dan post test dari keseluruhan pelatihan yang dilaksanakan (79 angkatan), telah dilakukan sampling 20 angkatan. Hasilnya, peserta pelatihan yang mengalami kenaikan kompetensi sebanyak 70,17% orang dengan kenaikan nilai rata-rata 23,97%.
"Hal ini akan menjadi evaluasi kami untuk melakukan perbaikan berkelanjutan," ungkap Hanung.
Di samping itu, Hanung menjabarkan bahwa sesuai mandat PP 7 Tahun 2021 menyebutkan bahwa kemitraan menjadi salah satu pendorong loncatan kinerja UMKM.
"Tahun ini, kami melakukan kemitraan dengan beberapa usaha besar, BUMN, hingga retail internasional," tuturnya.
Diantaranya, dalam program perluasan pasar produk UKM melalui UNIQLO Neighborhood Collaboration, Teras Indonesia IKEA, InaProduct, Accor Group, MNC Group, dan lain-lain.
UMKM juga didorong masuk ke rantai nilai industri dengan melakukan piloting bersama 9 BUMN, seperti Pertamina, Krakatau steel, PLN, Perhutani, Kimia Farma, RNI, BRI, dan Telkomsel. "Data sementara menunjukkan 304 UKM bermitra dengan BUMN," katanya.
Hanung merujuk harus belajar dengan Jepang, Korea Selatan, dan China. "Disana, UMKM-nya menjadi bagian rantai pasok industrinya mulai dari hulunya. Bahkan, di Jepang, UMKM menyediakan komponen otomotifnya," imbuh Hanung.[Fhr]