Pemerintah Dinilai Belum Berpihak Pada UMKM - Telusur

Pemerintah Dinilai Belum Berpihak Pada UMKM

Wakil Ketua BKSAP DPR RI, Hafisz Tohir. (Foto: telusur.co.id/Bambang Tri).

telusur.co.id - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Achmad Hafisz Tohir menilai pemerintah belum serius menyelamatkan UMKM yang terkena dampak pandemi Covid-19.

"Pemerintah malah terkesan berpihak kepada kalangan industri dan korporasi yang besar. Mohon maaf, insentif-insentif yang diberikan untuk industri mobil, misalnya Relaksasi PPn Bm," kata Hafisz dalam diskusi "Optimalisasi Tugas dan Fungsi DPR RI di Ttengah Pandemi" di Hotel Grand Aquilla, Bandung, Jumat (24/9/21).

Padahal, kata Hafisz, UMKM telah terbukti memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup signifikan.

"Boleh dikata bahwa sektor UMKM ini penyumbang 95 persen, perekonomian nasional dan kita tahu, penerimaan negara yang mencapai Rp1800 Triliun itu bersumber dari pajak, termasuk UMKM," ujarnya.

Lebih jauh Waketum PAN ini mendesak pemerintah segera memprioritaskan UMKM agar dapat bertahan dan bangkit kembali paska Covid-19.

"Kita berbeda dengan Jepang dan AS. Dua negara maju ini memang UMKM nya dikendalikan industri besar. Sehingga kalau, GM bangkrut, maka pemerintah AS berusaha menyelamatkanya. Karena sektor industrinya sangat menggerakkan UMKM," jelasnya.

Mantan Ketua Komisi VI DPR ini mengakui perlunya memperkuat  sektor UMKM untuk menjadi negara maju. Karena syarat untuk menjadi negara maju itu, jumlah pelaku entrepreneur sekitar 2,5% hingga 12,5% dari rasio penduduknya.

"Memang ini menjadi tantangan ke depan. Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru 2%," paparnya.

Bahkan Mantan Wakil Ketua Komisi XI DPR ini mendorong Presiden Jokowi untuk memperbesar kucuran KUR untuk UMKM. Kalau perlu Presiden membentuk lembaga khusus untuk mengurus KUR UMKM.

"Komisi XI DPR sendiri sudah menyetujui kucuran KUR hingga Rp130 Triliun. Kalau ini diberdayakan, maka banyak UMKM yang bisa naik kelas," tuturnya.

Namun sangat disayangkan, sambung Hafisz lagi, banyak UMKM yang stagnan karena program KUR kurang mengenai sasaran yang tepat. Sehingga banyak usaha mikro (UMi)  yang tidak berhasil naik kelas menjadi UMKM.

"UMKM sedikit sekali yang berhasil menjadi usaha besar," pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar