telusur.co.id - Sebanyak 36 ribu balita di Jakarta memiliki masalah gizi dan rawan Stunting. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, dari angka tersebut, dalam batas waktu 3 bulan diminta berhasil menurunkan sebanyak 20 persen.
“Sebanyak 36 ribu balita dinyatakan memiliki masalah gizi dan rawan terkena stunting. Jumlah tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 250 ribu balita yang telah diukur tinggi dan berat badannya, dalam program pengentasan stunting,” kata Heru di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (24/7/23).
"Yang maksimal per tiga bulan ini kan sudah berhasil menurunkan 20%," lanjutnya.
Lebih lanjut Heru mengungkapkan sebanyak 21 ribu anak mengalami Stunting per hari ini.
“Hari ini terdata stunting itu 21 ribu dan itu yang harus kita urus-urus. Kemungkinan bisa naik, bisa turun karena penyerapan penduduk sangat bebas ya semua juga bisa,” ujar Heru.
Untuk menurunkan stunting di Jakarta, Heru mengatakan wajib memberikan bantuan berupa vitamin di setiap posyandu serta memberikan KJP kepada anak-anak yang membutuhkan.
“Ada bantuan vitamin di sekolah, ada bantuan di posyandu memberikan lantas bantuan gizi kalau anak-anak itu mendapat KJP,” kata Heru.
"Karena ketika keluarga tidak mampu mendapatkan KJP, mendapat bantuan gizi makanan tambahan, sebenarnya gizi kita sudah masuk di dalam kalau rawan kita sudah intervensi. Kan sudah dikasih susu, sudah dikasih ikan, diberi daging dan ayam," sambungnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bakal bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menurunkan angka Stunting di Ibu Kota.
“Yang rawan stunting ini yang kita akan kerja sama dengan Pak Pj Gubernur, supaya menjaga mereka jadi jangan stunting. Dengan intervensi makanan protein hewani ya, nah itu akan kami lakukan,” ujar Budi. [Fhr]



