Peringati Hari DBD Nasional, Waspadai Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk - Telusur

Peringati Hari DBD Nasional, Waspadai Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

Dengue Fever

telusur.co.id - Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan bulan April, tepatnya setiap tanggal 22 sebagai Hari Demam Berdarah (DBD) Nasional. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mencegah bahaya penyakit tersebut.

Seperti diketahui, kasus demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat sejak awal tahun 2024 ini. Penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue ini tidak boleh dianggap remeh, karena bisa berakibat fatal.

Menimbulkan komplikasi cukup parah, DBD telah menjadi salah satu penyebab kematian yang tinggi bagi penderitanya. Tercatat, hingga bulan April 2024 ini sebanyak 60.296 kasus DBD di Indonesia menyebabkan angka kematian hingga 45.

Tingginya angka kematian tersebut membuat kita harus semakin peduli terkait fakta DBD dan cara pencegahannya. Untuk itu, Roojai sebagai penyedia asuransi online yang telah berizin resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan fakta mengenai DBD dan pentingnya memiliki proteksi penyakit akibat gigitan nyamuk.

Fakta Penting tentang Demam Berdarah
Ada banyak fakta penting diketahui mengenai DBD. Namun beberapa fakta berikut ini mengingatkan kita mengapa demam berdarah bisa berakibat fatal bagi pengidapnya.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa demam berdarah penting untuk dicegah dengan baik :

1. Demam berdarah memiliki gejala beragam
Penyakit demam berdarah adalah sebuah komplikasi demam dengue/dengue fever yang memburuk.
Gejala DBD termasuk kategori parah karena dapat menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening. Tak hanya itu saja, kondisi muntah-muntah yang diiringi darah, pendarahan di gusi dan hidung, membuat napas terengah-engah, dan organ hati bengkak sehingga membuat nyeri di area perut.

2. Fase kedua merupakan fase kritis
Jika mengidap demam berdarah dengue, maka Anda akan melewati 3 fase, yaitu demam, kritis, dan penyembuhan. Saat berada di fase demam, Anda akan mengalami demam tinggi hingga 39-41 derajat Celsius selama kurang lebih 3-4 hari.
Demam yang dialami tidak akan reda meskipun Anda telah minum obat penurun panas. Jika mengalami gejala awal seperti fase demam tersebut, segera pergi ke rumah sakit terdekat agar bisa diselidiki penyebabnya.

Di fase kedua atau fase kritis ini sering kali membuat orang salah memberikan penanganan. Sebab, di fase ini umumnya demam akan turun ke suhu normal.

Padahal, saat suhu tubuh turun, pembuluh darah mengalami kebocoran dan berefek munculnya tanda-tanda perdarahan di kulit dan organ lainnya. Sehingga, seringkali mereka mengalami pendarahan seperti mimisan, perdarahan di saluran cerna, hingga keluar bintik merah di kulit.
Dengan alasan tersebut, maka penting sekali memberikan penanganan yang tepat di fase kedua ini. 

Berikut ini adalah beberapa sinyal yang penting dimengerti : 

● Jumlah trombosit terlalu rendah bila berada di angka bawah normal atau 150.000
Saat berada di kondisi tersebut, tubuh akan sangat sulit mengusir virus yang menyerang.
● Sistem kekebalan tubuh yang terserang
Saat virus demam dengue hinggap di tubuh, maka turut menyerang sistem kekebalan tubuh dan berdampak pada organ dalam tubuh. Kondisi itulah yang membuat banyak orangtua hingga bayi meninggal dunia jika terserang DBD.
● Menyebabkan kebocoran plasma jika terlambat ditangani.

Kebocoran plasma di fase kedua ini akan membuat Anda kehilangan cairan, meski sudah banyak minum ataupun cairan infus. Pasalnya, saat fase ini kondisi demam berdarah telah berubah menjadi dengue shock syndrome (DSS) dan seringkali menyebabkan gagal organ tubuh hingga menyebabkan kematian.

3. Fase penyembuhan = sembuh?
Fase terakhir merupakan tahap kritis. Fase ini ditandai dengan berubahnya suhu tubuh menjadi kondisi normal, denyut nadi yang menguat, berhentinya pendarahan, dan perbaikan fungsi tubuh lainnya.

Tak hanya itu saja, fase ini juga akan membuat nafsu makan pasien kembali naik dan mengurangi bintik merah. Meski begitu, Anda tetap harus mendapatkan diagnosa dokter yang menentukan fase kritis tersebut sudah terlewati.

Saatnya Memiliki Asuransi Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

Dengan tingginya angka pengidap DBD dan kematian karena penyakit tersebut, maka saatnya untuk Anda memproteksi diri dari penyakit akibat gigitan nyamuk. Yaitu, dengan memiliki asuransi penyakit akibat gigitan nyamuk.
 
Sebagai produk proteksi yang disebabkan beberapa jenis gigitan nyamuk, proteksi ini memberikan cakupan manfaat biaya untuk tertanggungnya saat menjalani pengobatan. 

Dengan begitu, Anda bisa mengatasi biaya pengobatan penyakit akibat gigitan nyamuk yang beragam, mulai dari demam berdarah (DBD), sakit malaria, zika, chikungunya, sampai demam kuning.

Tak hanya menanggung biaya pengobatan saja, asuransi ini juga akan mengcover biaya perawatan medis lainnya jika tertanggung sakit karena gigitan nyamuk. Jenis proteksi yang diperoleh mulai dari biaya dokter,rawat inap, obat-obatan, dan sebagainya.

Jika ingin memiliki asuransi penyakit akibat gigitan nyamuk, Anda bisa memperolehnya di Roojai. Menawarkan perawatan secara cashless di 2.000 rumah sakit rekanan Roojai, Anda hanya perlu menunjukkan care card yang bisa diakses di Roojai MyAccount, lalu dapat mengajukan klaim setelah melewati masa tunggu selama 30 hari.

Dengan proteksi ini, Anda juga bisa mengatur besaran uang pertanggungan yang diperoleh. Untuk informasi selengkapnya mengenai produk asuransi ini dapat mengunjungi Roojai.co.id. (ari)


Tinggalkan Komentar