telusur.co.id - Dalam kunjungan kenegaraan yang penuh kehangatan dan makna, Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein menyambut Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan cara yang tak biasa. Bukan sekadar sambutan protokoler biasa, melainkan sambutan seorang sahabat lama kepada sahabat lamanya—persahabatan yang telah terjalin sejak keduanya masih mengenakan seragam militer sebagai prajurit muda.
"Suatu kehormatan bagi saya untuk menyambut Anda dalam kunjungan resmi pertama Anda ke Yordania sebagai Presiden Indonesia. Anda dan saya memiliki persahabatan yang telah terjalin selama berpuluh-puluh tahun sejak kita masih menjadi prajurit muda, dan itu adalah sesuatu yang tidak pernah saya lupakan," ucap Raja Abdullah dalam pertemuan bilateral di Istana Al Husseiniya, Amman, Senin (14/4).
Presiden Prabowo pun membalas penuh kehangatan. Ia mengakui bahwa dirinya dan Raja Abdullah telah bersahabat sejak lama, sejak usia muda, dan hingga kini di usia 73 dan 63 tahun jiwa muda mereka tetap terpelihara lewat persahabatan yang tetap erat.
“Memang kami sahabat lama, waktu kami masih muda. Sekarang masih berjiwa muda, tetapi kami tetap bersahabat,” ujar Prabowo sambil tersenyum, sesaat sebelum kembali ke Jakarta dari Pangkalan Udara Marka, Amman.
Persahabatan ini bukan hanya sekadar kisah dua pemimpin negara, tetapi lebih seperti potongan kisah dari film epik tentang kesetiaan, keberanian, dan hormat antara dua prajurit yang saling mengagumi. Bahkan sejak kedatangan Prabowo di Bandara Militer Marka, sambutan hangat Raja Abdullah sudah terasa berbeda—pelukan erat yang mencerminkan lebih dari sekadar hubungan diplomatik, melainkan hubungan batin yang dalam.
Yang paling menarik, Raja Abdullah II sendiri yang mengemudikan mobil Kepresidenan, mengantar Prabowo menuju hotel tempatnya menginap. Presiden Indonesia itu duduk di kursi penumpang, disamping sahabat lamanya—sebuah gestur langka dan simbol persahabatan tulus antar dua tokoh besar.
Kedekatan mereka berakar kuat. Keduanya merupakan alumni sekolah militer bergengsi U.S. Army Ranger School di Fort Benning, Amerika Serikat. Pertemuan pertama mereka terjadi pada 4 Desember 1995, saat Prabowo dilantik sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Meski tidak direncanakan, momen itu menjadi awal dari sebuah hubungan panjang yang penuh hormat dan kepercayaan.
Bahkan ketika Prabowo mengasingkan diri ke Yordania pada tahun 1998, Raja Abdullah menyambutnya sebagai seorang saudara. Yordania bahkan pernah menawarkan kewarganegaraan—namun Prabowo, dengan setia pada tanah airnya, memilih tetap menjadi warga negara Indonesia.
Kini, dua sahabat yang pernah berbagi peluh di medan latihan militer, kembali bertemu sebagai pemimpin negara masing-masing. Namun di balik semua protokol kenegaraan, tersimpan sebuah kisah persahabatan yang tak lekang oleh waktu—kisah dua prajurit muda yang kini memimpin bangsanya masing-masing dengan kehormatan yang sama besar seperti saat mereka pertama kali bersalaman di barak militer, puluhan tahun lalu.[]