telusur.co.id - Dirjen Kantor Bandara Internasional Sanaa Khalid al-Sharif mengatakan, ditutupnya bandaran di Ibu Kota Yaman itu telah menyebabkan kematian lebih dari 80 ribu pasien Yaman. Mereka meninggal lantaran tidak bisa pergi ke luar negeri untuk berobat.

Koalisi pimpinan Saudi telah menutup bandara Sanaa sejak 4 setengah tahun terakhir.

Dilansir Russia Today, Senin (8/2/21) Khalid al-Sharif dalam jumpa pers menyatakan, penutupan bandara Sanaa telah mendatangkan kerugian besar pada aspek kemanusiaan, medis, dan semua aspek kehidupan warga sipil Yaman.

Menyinggung derita berkelanjutan rakyat Yaman akibat ditutupnya bandara Sanaa.

”Ribuan orang meninggal lantaran kejahatan penutupan bandara (Sanaa). Kondisi kian memprihatinkan karena ketidakpedulian masyarakat internasional terhadap masalah ini,” kata al-Sharif.

“Melihat berlanjutnya perang dan parahnya kondisi kesehatan yang diakibatkan blokade total oleh Koalisi Saudi, lebih dari 250 ribu pasien sangat memerlukan pengobatan di luar negeri,” imbuhnya.

Menurut al-Sharif, lebih dari satu juta pasien Yaman berada di ambang kematian karena tidak memperoleh obat-obatan untuk penyakit khusus.

“Lebih dari 3 ribu pasien, yang nama mereka tercatat di daftar Kemenkes, menderita penyakit jantung dan butuh ke luar negeri untuk melakukan operasi bedah,” tuturnya.

Di lain pihak, kata al-Sharif, lebih dari satu juta orang Yaman juga tak bisa masuk ke negara mereka. Penutupan bandara Sanaa dan blokade juga membuat ribuan mahasiswa Yaman tak bisa menggunakan beasiswa mereka. [Tp]