telusur.co.id - Organisasi kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyuarakan keprihatinan mendalam atas serangan militer Israel yang menyebabkan kerusakan parah pada Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, melemahkan layanan kesehatan vital bagi warga sipil di tengah konflik berkepanjangan.
Dalam pernyataan resminya, MER-C melaporkan bahwa struktur bangunan RS Indonesia mengalami kerusakan berat, termasuk jendela-jendela yang hancur dan plafon yang runtuh, mengganggu operasional layanan krusial seperti instalasi gawat darurat, ruang perawatan intensif, dan ruang operasi. “Kondisinya sangat memprihatinkan. Guncangan hebat akibat bom terasa seperti gempa bumi, menyebabkan kerusakan menyeluruh di area rumah sakit,” ujar MER-C.
Ledakan yang mengguncang wilayah sekitar rumah sakit juga merusak Wisma Joserizal, fasilitas pendukung milik MER-C, yang berada di dekat kompleks RS. Beberapa alat medis bahkan tertimpa reruntuhan, memperparah krisis layanan kesehatan yang kini kian terpuruk.
Situasi di lapangan semakin genting. Menurut laporan staf lokal MER-C di Gaza, pasukan militer Israel mengepung RS Indonesia dengan drone dan pasukan darat yang ditempatkan di sekitar 500 meter dari sisi utara dan selatan rumah sakit. Aktivitas di sekitar area rumah sakit dilarang keras.
Meskipun dalam kondisi terancam, sekitar 20 tenaga medis dan relawan masih bertahan di dalam rumah sakit. Di tengah kelangkaan makanan dan kondisi yang jauh dari aman, mereka tetap melanjutkan upaya pembersihan dan pemulihan ruangan-ruangan penting agar rumah sakit bisa tetap melayani warga Gaza.
MER-C menegaskan bahwa sejak awal konflik, RS Indonesia menjadi salah satu benteng terakhir layanan kesehatan bagi masyarakat Gaza. Dalam situasi serba terbatas, RS ini terus menerima pasien dan menyediakan pertolongan medis, termasuk bagi korban serangan udara dan darat. “Kami akan terus berkomitmen mendukung layanan medis dan melakukan renovasi RS, meskipun di tengah keterbatasan dan ancaman,” tegas MER-C.
MER-C mengecam keras penyerangan terencana tanpa peringatan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis, menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Organisasi tersebut juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk: Mendesak Israel menghentikan serangan militer di Gaza, Mencegah kerusakan lebih lanjut terhadap RS Indonesia, Membuka akses bantuan kemanusiaan dan makanan, terutama bagi tenaga medis yang bertahan di garis depan kemanusiaan
Situasi di Gaza terus memburuk. Namun, di tengah kehancuran dan blokade, semangat kemanusiaan para relawan medis dan staf lokal di RS Indonesia menjadi cahaya harapan yang masih menyala untuk rakyat Gaza.[]