telusur.co.id - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai NasDem, Mamat Rachmat kembali menyapa konstituennya dalam agenda Reses Masa Sidang III Tahun 2024–2025 yang digelar di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Kelurahan Pasirluyu, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Rabu (23/7/2025).
Dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, kegiatan ini menjadi ruang terbuka bagi warga untuk menyampaikan aspirasi, harapan, serta keluhan terkait pelayanan publik, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan keselamatan lingkungan.
Beberapa persoalan krusial disampaikan langsung oleh warga. Salah satunya adalah desakan pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Lingkar Selatan. Warga menilai jalur tersebut sangat rawan kecelakaan karena arus lalu lintas padat dan kecepatan kendaraan tinggi.
“Masalah penyebrangan jangan dibiarkan begitu saja di Lingkar Selatan. Sering terjadi kecelakaan. Kami mohon dibangunkan JPO karena ini wewenangnya Pemprov,” ujar salah satu peserta.
Selain itu, warga juga menyoroti akses layanan kesehatan yang belum merata. Puskesmas yang ada dinilai terlalu jauh dan hanya bisa diakses sebagian kecil warga. “Banyak warga Pasirluyu yang tidak bisa memanfaatkan layanan puskesmas karena letaknya tidak strategis. Kami juga butuh peningkatan sarana dan prasarana kesehatan,” ungkap warga lainnya.
Menanggapi hal itu, Kang Rachmat menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Inilah semangat utama dari reses, yakni hadir di tengah warga, mendengar langsung suara rakyat, dan menyampaikan persoalan-persoalan nyata ke pemerintah provinsi,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa kehadirannya di Pasirluyu adalah bentuk tanggung jawab moral dan politik kepada masyarakat yang telah mempercayainya sebagai wakil rakyat. “Aspirasi ini akan saya kawal dan perjuangkan di tingkat provinsi. Apalagi ini menyangkut kesejahteraan dasar masyarakat, baik dari sisi keselamatan, pendidikan, hingga layanan kesehatan,” tegasnya.
Kegiatan reses ini menjadi penegas bahwa kerja wakil rakyat bukan hanya di gedung parlemen, tetapi justru di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan suara dan solusi. (VC)