telusur.co.id - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda meminta pemerintah pusat dan daerah meningkatkan kewaspadaan menyusul menguatnya Siklon Tropis 93S yang berpotensi berdampak pada sejumlah wilayah, khususnya Jawa dan Bali, menjelang libur akhir tahun. Kesiapsiagaan bencana harus ditingkatkan terutama di daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata.
“Kami berharap semua pihak waspada atas menguatnya Siklon 93S di sejumlah wilayah Jawa dan Bali dalam beberapa waktu ke depan. Pemerintah perlu semakin intensif memantau perkembangan dan menyiapkan strategi antisipasi bencana hidrometeorologi,” ujar Huda, Kamis (18/12/2025).
Ia menekankan pentingnya perhatian khusus terhadap wilayah padat penduduk, termasuk daerah tujuan wisata seperti Bali. Menurutnya, pengalaman bencana banjir yang sempat menimpa Bali dan menjadi sorotan internasional harus menjadi pelajaran bersama. “Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih kepada destinasi wisata. Bentuknya antara lain peringatan cuaca ekstrem secara real time yang mudah dipahami, integrasi peringatan BMKG ke dalam aplikasi-aplikasi wisata, serta penandaan zona rawan di lokasi destinasi wisata,” kata Huda.
Huda mengingatkan, cuaca ekstrem berpotensi mengganggu keselamatan wisatawan dan sistem transportasi, seperti penutupan bandara dan pelabuhan, putusnya jembatan, hingga kondisi jalan licin dan longsor. Selain itu, destinasi wisata berbasis alam—pantai, gunung, sungai, dan air terjun—menjadi lokasi yang paling berisiko saat cuaca ekstrem. “Kondisi ini harus benar-benar menjadi perhatian serius, baik oleh pemerintah maupun para wisatawan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Huda juga mengimbau para pelancong untuk meningkatkan kewaspadaan saat berlibur di tengah cuaca ekstrem. Wisatawan diminta rutin memantau peringatan dini BMKG, termasuk informasi cuaca harian, gelombang laut, angin kencang, dan potensi hujan ekstrem.
“Jangan memaksakan diri berangkat jika situasi destinasi wisata berisiko tinggi. Susun rencana cadangan agar liburan tetap menyenangkan sekaligus aman bagi diri dan keluarga. Ingat, tidak ada wisata yang seharga nyawa,” pungkas Huda. [ham]



