Terbaru, Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 129 Orang - Telusur

Terbaru, Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 129 Orang

Mobil polisi dibakar di luar Stadion Kanjuruhan. Foto: AFP

telusur.co.id - Jawa Timur (Jatim) menyebutkan bahwa sebanyak 129 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam (1/10).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, jumlah korban meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam (1/10/22), bertambah menjadi 129 orang.

"Ipdate yang terkonfirmasi 129 korban dinyatakan meninggal dunia," kata Khofifah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Menurut Khofifah, pihaknya terus fokus dalam penanganan korban, baik yang membutuhkan Tim  DVI atau pun korban luka ringan hingga berat. Seluruh biaya penanganan medis pun ditanggung Pemerintah Daerah.

"Hari ini ada yang belum teridentifikasi jenazahnya," ujar Khofifah.

Sebelumnya, sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, pascapertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, dari 127 orang yang meninggal dunia, dua di antaranya merupakan anggota Polri.

"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua di antaranya adalah anggota Polri," kata Nico dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/22).

Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.

Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut.

Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambah dia yang dikutip dari Antara.

Sesungguhnya, lanjutnya, pertandingan di Stadion Kanjuruhan tersebut berjalan dengan lancar. Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Menurutnya, penembakan gas air mata tersebut dilakukan karena para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.[Fhr]


Tinggalkan Komentar