Teten: Kita Jangan Lagi Impor Alat Kesehatan dan Pertanian  - Telusur

Teten: Kita Jangan Lagi Impor Alat Kesehatan dan Pertanian 


telusur.co.id - Capaian Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia (TMI) yang mampu masuk ke rantai pasok industri otomotif nasional sebagai mitra pengadaan kebutuhan Astra Motor dan Toyota, mendapat apresiasi. Terlebih, Koperasi TMI juga mampu memproduksi alat-alat kesehatan dan pertanian, permesinan, hingga perkapalan. 

"Jadi, kita jangan lagi melakukan impor alat-alat kesehatan dan pertanian. Saya akan berkoordinasi dengan Menkes dan Mentan terkait hal itu," kata Menkop dan UKM Teten Masduki, saat meninjau Material Center milik Koperasi TMI, di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (25/9/21). 

Teten meyakini, segala kebutuhan industri nasional bahkan global, sudah bisa dipasok dari koperasi dan UKM logam asal Kabupaten Tegal. "UKM kita sudah terlihat banyak melakukan transformasi, dari keripik ke elektrik," imbuhnya.

Teten juga optimis koperasi dan UKM logam di Tegal bisa menjadi sentra pembuat komponen bagi aneka industri yang ada di Indonesia. 

"Bila UMKM sudah masuk rantai pasok industri, maka akan ada peningkatan dari sisi skala usaha dan juga daya saing produk," tuturnya.

Menurut Teten, ekosistem untuk rantai pasok sudah dibangun sehingga untuk meningkatkan kapasitas produksi dan masuk skala ekonomi mereka harus melakukan integrasi. UKM logam sudah bergabung dalam wadah koperasi. Dan, ini sudah sesuai dengan visi dan program yang kita kembangkan.

Dengan berkoperasi, maka koperasi yang akan berhadapan dengan buyer, offtaker, BUMN, dan sebagainya. 

"Oleh karena itu, yang akan kita perkuat adalah kelembagaan koperasi. Koperasi harus kuat modalnya karena menjadi pembeli pertama dari produk yang dihasilkan anggota," paparnya.

Teten menjelaskan, di banyak negara, UMKM bisa berkembang dan scaling-up karena bermitra dengan usaha besar. 

"Di situ akan terjadi yang namanya transfer pengetahuan dan teknologi," ucap Teten. 

Di Indonesia, kata Teten, kemitraan UMKM dengan usaha besar sudah diatur jelas dalam UU Cipta Kerja. Bahkan, banyak insentif yang bisa dinikmati usaha besar bila bermitra atau kerja sama dengan UMKM. Salah satunya terkait perpajakan dan upah pekerja. 

Tak lupa, Teten juga mengapresiasi Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) yang secara konsisten melakukan pembinaan dan bimbingan bagi pelaku UKM logal di Kabupaten Tegal. 

Sementara itu, Ketua Koperasi TMI Muhammad Jahidin menjelaskan, sejak masuk supply chain dari industri otomotif Astra Motor dan Toyota, omzet koperasi mengalami peningkatan signifikan dari Rp170 juta (2020) menjadi Rp360 juta (2021). 

"Koperasi TMI dibentuk pada Agustus 2018 atas inisiatif dan kesepakatan komunitas UKM manufaktur. Saat ini, kami memiliki anggota sebanyak 22 UKM berbadan hukum PT," ujar Jahidin. 

Koperasi TMI memiliki empat unit usaha, yakni jasa logistik, pembuatan dan repair dyes, penjualan material, dan consumable. 

"Selain menjadi pemasok kebutuhan industri otomotif, kami juga mampu memproduksi alat kesehatan dan pertanian berbahan baku logam," pungkas Jahidin.[Fhr]


Tinggalkan Komentar