Tontowi Ahmad Soroti Kemunduran Bulu Tangkis Indonesia: Kalau Sudah Tak Termotivasi, Lebih Baik Mundur - Telusur

Tontowi Ahmad Soroti Kemunduran Bulu Tangkis Indonesia: Kalau Sudah Tak Termotivasi, Lebih Baik Mundur

Legenda ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad. Foto: dok. Djarum

telusur.co.id - Legenda ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad, angkat bicara soal kondisi terkini dunia bulu tangkis Tanah Air yang dinilainya tengah berada di titik paling mengkhawatirkan. Dalam enam bulan pertama musim 2025, tim Indonesia hanya berhasil meraih tiga gelar juara dan itu pun seluruhnya berasal dari sektor ganda campuran, serta hanya dari turnamen di bawah level BWF World Tour Super 500.

Sebagai sosok yang pernah mengharumkan nama bangsa di Olimpiade Rio 2016 bersama Liliyana Natsir, Tontowi mengaku prihatin sekaligus kecewa dengan performa tim nasional saat ini. Ia menyoroti kurangnya motivasi dari beberapa atlet, dan bahkan menyarankan agar mereka yang sudah merasa jenuh segera mengambil keputusan tegas.

"Kalau sudah tidak punya motivasi, ya berhenti saja," ujar Tontowi dengan tegas di Jakarta, Jumat (4/7), seperti dikutip dari Antara.

"Jangan karena masih ada kontrak lalu latihannya tidak niat, tapi uangnya tetap mau diambil. Itu bukan sikap profesional."

Pernyataan pedas ini muncul di tengah sorotan terhadap performa pasangan ganda campuran, Rinov Rivaldy / Pitha Haningtyas Mentari, yang belakangan mengalami penurunan tajam di berbagai turnamen. Meski masih tercatat aktif berlatih di Pelatnas Cipayung, hasil yang mereka raih jauh dari harapan.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, mengungkapkan bahwa secara teknis Rinov dan Pitha tetap menjalani program latihan seperti biasa. Namun ia juga menekankan pentingnya pendekatan personal dari tim pelatih untuk membantu para pemain yang tengah menghadapi persoalan non-teknis.

"Sejauh ini mereka masih berlatih normal," kata Eng Hian kepada media, termasuk Djarum Badminton.

"Salah satu cara pelatih meningkatkan performa atlet adalah dengan memberi ruang untuk berdiskusi dan menyelesaikan masalah pribadi."

Sementara itu, Rinov Rivaldy sendiri telah mengungkapkan perasaannya secara terbuka. Ia mengaku kini berada dalam titik jenuh dalam kariernya dan merasa tidak ada lagi perkembangan berarti selama berada di pelatnas.

"Mungkin ini memang sudah jalannya. Saya merasa sudah mentok di sini, tidak bisa berkembang lebih jauh," kata Rinov usai pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, pada awal Juni lalu.

"Kesalahan kami terus berulang. Rasanya seperti memang bukan takdir kami di dunia badminton."

Kondisi ini menjadi alarm keras bagi PBSI. Bulu tangkis bukan sekadar olahraga prestasi, tetapi juga kebanggaan nasional. Ketika motivasi para pemain mulai memudar, saatnya ada perubahan nyata—baik dalam sistem pembinaan, pola komunikasi, maupun pendekatan terhadap mental dan psikologis atlet.

Tontowi pun mengingatkan bahwa profesionalisme bukan hanya soal kemampuan di lapangan, tapi juga komitmen dan mentalitas sebagai atlet.[]


Tinggalkan Komentar