Telusur.co.id -Oleh : Haniyyah Nafisah - Program Studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University Angkatan 60.
Perubahan Komunikasi Di Era Media Sosial
Saat ini kita tahu bahwa Era Media Sosial telah membawa perubahan dalam pola komunikasi antarpribadi. Keberadaan internet saat ini menjadi alat komunikasi modern yang dapat memudahkan para pengguna untuk berkomunikasi dan membuat dunia menjadi semakin mudah untuk di genggam. Interaksi yang dulu di dominasi oleh komunikasi langsung, saat ini sudah bergeser menjadi komunikasi virtual melalui berbagai platform digital yang ada membuat semua orang diseluruh dunia memiliki perangkat komunikasi yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan mudah kepada semua orang yang dikenal secara fisik ataupun tidak diseluruh media dan media sosial. Interaksi virtual ini mengubah cara individu berkomunikasi dan menjadi dampak dari perubahan dan menjadi tantangan ataupun peluang yang muncul akibat pergeseran pola komunikasi yang terjadi.
Komunikasi merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia, seiring berjalannya waktu perkembangan teknologi, pola komunikasi antarpribadi mengalami transformasi yang signifikan, terutama adanya kehadiran media sosial, seperti WhatsApp, Telegram, TikTok, dan Twitter yang memungkinkan individu untuk berinterkasi tanpa adanya keterbatasan waktu dan ruang. Perubahan ini menciptakan interaksi virtual yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat modern dan muncul sebagai akibat dari perubahan pola komunikasi antarpribadi di era media sosial.
Komunikasi Menurut Para Ahli
Menurut Rogers bersama D Lawrence Kincaid (1981) menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, disaat orang lain akan berbicara maka akan timbul saling pengertian yang mendalam. Sementara Shannon dan Weaver (1949) mengatakan komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi yang menggunakan bahasa verbal, namun juga nonverbal, seperti dalam hal ekspresi muka, lukisan dan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi antarpribadi jika dilakukan langsung akan menciptakan ruang hangat di dalam komunikasi itu sendiri dan jika dilakukan secara tidak langsung akan menciptakan interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Boyd dalam Nasrullah (2015) mengatakan media sosial merupakan kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk saling berkumpul, berbagi komunikasi, dan dalam hal tertentu seperti kolaborasi atau bermain. Van Djik dama Nasrullah (2015) mengatakan bahwa media sosial adalah platform media yang memfokuskan eksistensi penggunanya yang memfasilitasi dalam beraktifitas maupun kolaborasi. Karena itu, media sosial dapat menjadi platform online yang sering digunakan oleh beberapa orang, perusahaan, maupun komunitas-komunitas. Selain itu, media sosial bisa dikatakan sebagai alat aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual, maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating, Connecting (Puantoadi, 2011).
Interaksi virtual menjadi semakin dominan, ini juga mempengaruhi cara individu dalam mengekspresikan emosi dan membangun hubungan sosial dengan orang-orang. Jika melakukan komunikasi langsung dengan orang lain maka seseorang dapat melihat wajah dan ekspresi emosi, nada bicara lawan bicaranya, hal itu dapat membangun hubungan sosial. Hal ini menyebabkan perubahan dalam cara memahami pesan seseorang, terkadang berujung salah paham akibat keterbatasan isyarat nonverbal. Selain itu, kehadiran media sosial juga memungkinkan individunya untuk membentuk identitas baru atau identitas digital yang bisa berbeda dari kepribadian mereka di dunia nyatanya. Pada akhirnya mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain secara virtual.
Sejarah Platform Media Sosial
Pada tahun 1997 lahirlah situs GeoCities, web ini melayani penyewaan penyimpanan data-data website agar dapat diakses dimanapun. Web Geocities merupakan tonggak awal berdirinya website-website. Setelah munculnya web Geocities ini ada beberapa website yang hadir, antara lain Sixdegree dan Classmates.com pada tahun 1997 sampai tahun 1999, web ini berguna untuk membuat blog pribadi dan situs ini menawarkan kepada penggunannya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri, sehingga para pengguna dari Blogger ini bisa memuat banyak hal. Pada tahun 2002 muncul Friendster, plaform media sosial yang saat itu booming dan kehadirannya menjadi fenomenal. Setelah itu bermunculan berbagai sosial media lainnya yang bisa berkolaborasi ataupun berinteraksi dengan orang lain melalui virtual.
Kemajuan teknologi digital telah mengubah cara individu berkomunikasi. Beberapa perubahan utama pola komunikasi antarpribadi antara lain, Komunikasi tidak tatap muka, interaksi ini lebih banyak digunakan melalui pesan teks, suara, dan video dibandingkan dengan pertemuan langsung. Kehadiran media sosial sebagai sarana komunikasi utama, Platform media sosial menjadi alat utama dalam membangun dan mempertahankan hubungan sosial. Peningkatan kecepatan dan kemudahan komunikasi, Informasi dapat dikirim dan diterima dalam hitungan detik, memungkinkan interaksi yang lebih cepat dan efisien. Berubahnya norma dan etika komunikasi, Kebiasaan berkomunikasi mengalami perubahan, seperti penggunaan emoji dan singkatan dalam percakapan sehari hari.
Dampak dari Adanya Interaksi Virtual yag Terjadi
Ada beberapa dampak interaksi virtual terhadap hubungan antarpribadi baik positif maupun negatif. Dampak positif, antara lain meningkatkan aksesbilitas dan konektivitas, memungkinkan individu untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman tanpa batas geografis. Efisiensi dalam berkomunikasi, mempermudah koordinasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan pendidikan. Meningkatkan kesempatan sosial, media sosial memungkinkan individu untuk membangun jaringan yang lebih luas dan menemukan komunitas dengan minat yang sama. Adapun dampak negatif yang dirasakan saat interaksi virtual, antara lain menurunya kualitas interaksi tatap muka, ketergantungan pada komunikasi virtual dapat mengurangi interaksi langsung yang mendalam dan bermakna. Kurangnya ekspresi nonverbal, tidak adanya bahasa tubuh dan ekspresi wajah dalam komunikasi digital dapat menyebabkan kesalahpahaman. Adanya potensi isolasi sosial, Meskipun terhubung secara virtual, individu dapat merasa kesepian karena kurangnya interaksi fisik.
Dalam menghadapi perubahan pola komunikasi ini, ada beberapa tantangan dan peluang. Dalam tantangan interaksi virtual harus tetap menjaga keseimbangan antara komunikasi virtual dan tatap muka agar hubungan sosial tetap bermakna bagi orang lain. Peluang memanfaatkan teknologi secara optimal untuk mendukung komunikasi yang lebih efektif dan membangun hubungan sosial yang lebih luas.
Perubahan pola komunikasi ini membawa dampak positif maupun dampak negatif bagi kehidupan sosial. Di satu sisi, media sosial memperluas jaringan pertemanan yang lebih luas, memungkinkan terjadinya komunikasi lintas batas geografis, dan mempermudah pertukaran informasi dalam hitungan detik. Namun, di sisi lain interaksi virtual juga dapat menyebabkan terjadinya keterasingan sosial karena ada beberapa yang mengasingkan diri dan lebih banyak menghabiskan waktunya berkomunikasi di dunia maya atau dunia sosial media, yang dapat mengurangi kualitas interaksi langsung dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Karena itu, meskipun interaksi virtual telah menjadi bagian yang tidak akan terpisahkan dari berbagai kehidupan modern, pentingnya bagi individu untuk tetap menjaga keseimbangan antara komunikasi digital dan komunikasi tatap muka agar hubungan sosial yang di lingkungannya tetap sehat dan juga bermakna bagi orang lain ataupun individu.