Andre Rosiade: Saat Pemerintah Berjuang Lawan Covid-19, Ahok Malah Bikin Kegaduhan - Telusur

Andre Rosiade: Saat Pemerintah Berjuang Lawan Covid-19, Ahok Malah Bikin Kegaduhan

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Ist).

telusur.co.id - Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade mengatakan, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok) telah membuat kegaduhan-kegaduhan baru dengan membongkar borok tata kelola manajemen Pertamina ke publik. Padahal, kata Andre, saat ini pemerintah dan masyarakat tengah berjuang melawan pandemi virus corona (Covid-19) dan ancaman krisis.

"Saya ingin menyampaikan bahwasanya saat ini kita ingin pemerintah dan seluruh masyarakat berjuang keras untuk keluar dari ancaman jurang krisis, bagaimana kita bisa selamat dari wabah Covid. Fokus pemerintah sekarang yang harus kita dukung," kata Andre dalam acara Kabar Petang yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (16/9/20).

"Tiba-tiba Pak Ahok mengeluarkan kegaduhan-kegaduhan baru lagi yang memberikan citra negatif kepada pemerintah," sambungnya.

Menurut Andre, Ahok menggunakan data yang tidak valid saat melontarkan kritik terhadap Pertamina.

"Dimana data yang disampaikan Pak Ahok pun saya anggap tidak valid, berbeda dengan data yang kita miliki," ujarnya

Politikus Partai Gerindra itu kemudian mencontohkan beberapa pernyataan Ahok yang dinilainya tidak tepat. Salah satunya soal "maling" di Pertamina.

"Contoh, kita buka satu persatu. Pak Ahok bilang banyak maling di Pertamina. Kalau memang banyak maling di Pertamina, ya monggo Pak Ahok laporkan ke KPK, ke polisi dan Kejaksaan Agung, laporkan," tuturnya.

Andre menambahkan, apa yang disampaikan Ahok itu berbeda dengan apa yang mereka lihat. Dikatakannya, justru manajemen dan karyawan sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan pembenahan.

"Bahkan bulan lalu Pertamina baru berhasil menyelamatkan aset sebanyak 9,5 triliun. Lalu yang kedua Pertamina sudah menerapkan ISO 37001 mengenai Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP)," paparnya.

"Ini menunjukkan Pertamina sudah berbenah, tidak lagi seperti dulu. Bahwa transparansi pembenahan sudah dilakukan," jelas Andre.

Selain itu, ia menyinggung pernyataan Ahok soal Pertamina tidak membangun kilang. Andre menyebut Ahok baru sekali mengunjungi kilang, yakni mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur pada Desember 2019 lalu, sehingga tidak tahu soal kilang yang tengah dibangun.

"Lalu Pak Ahok bilang, itu tidak ada pembangunan kilang. Nah saya ingin sampaikan, Pak Ahok sejak menjadi Komut Pertamina, itu baru sekali ke kilang Pertamina mendampingi Presiden Jokowi ke Tuban, tapi tidak pernah ke kilang yang lain. Bahkan ke unit produksi pun Pak Ahok tidak pernah sekalipun datang. Bagaimana Pak Ahok bisa melihat kinerja kalau Pak Ahok pun tidak pernah datang," ucap dia.

Andre mengungkapkan, Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap pada 2015 hingga 2019. Kilang itu, menurutnya, sudah mulai beroperasi Juli 2019 dan menambah produksi Pertamax sehingga mengurangi impor BBM.

"Kalau soal kilang, salah besar kalau Pak Ahok bilang Pertamina tidak membangun kilang, 2015 Pertamina membangun kilang, namanya Kilang Langit Biru di Cilacap dan sudah diresmikan bulan Juli 2019 sehingga impor BBM kita menurun karena Pertamax kita berhasil kita tingkatkan produksinya," terangnya.

"Lalu 2019 Pertamina sudah bangung Kilang RDMP di Balikpapan dan insya Allah 2023 selesai, termasuk Kilang Petrokimia di TPPI (revamping aromatic) yang sudah mulai dibangun sejak tahun 2019, dan akan selesai di tahun 2022. Jadi banyak sekali data yang bertabrakan," jelas Andre.

Lalu soal statement Ahok yang mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan. Andre mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya sejak diluncurkan pada Februari 2020 sampai saat ini, sudah terbangun sekitar 500 Pertashop dengan kerja sama bersama pihak swasta ataupun BUMDES, sampai akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop di seluruh Indonesia.

"Soal mengupdate data Pertashop saja Pak Ahok tidak dapat informasinya, saya takut Pak Ahok mendapat data yang salah sehingga memunculkan kegaduhan," imbuhnya.

"Tapi yang paling penting direksi dan komisaris minimal sekali sebulan ada rapat. Saya dengar di Pertamina itu setiap seminggu sekali tiap hari Kamis, direksi dan komisaris ada rapat rutin," pungkas Andre.

Sebelumnya, Ahok membongkar borok manajemen Pertamina. Berbagai permasalahan Ahok buka dari mulai melobi menteri hingga persoalan gaji direksi. Pernyataan tersebut Ahok ungkapkan dalam akun YouTube POIN pada Senin (14/9/20).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, direksi yang punya hobi melobi menteri hingga direksi yang lebih suka berutang dan mendiamkan investor.

"Dia ganti direktur pun bisa tanpa kasih tahu saya, saya sempat marah-marah juga, jadi direksi-direksi semua mainnya lobinya ke menteri karena yang menentukan menteri. Komisaris pun rata-rata titipan kementerian-kementerian," kata Ahok.

Ahok mengatakan memiliki cara untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya lelang terbuka. Selain itu, Ahok mengungkap masalah lain, yakni manipulasi gaji, khususnya di jabatan direktur utama anak perusahaan.

"Orang dicopot dari jabatan direktur utama anak perusahaan, misal gaji Rp 100 juta lebih masa dicopot gaji masih sama, alasannya dia sudah orang lama harusnya gaji mengikuti jabatan Anda," ujarnya. [Tp]



Tinggalkan Komentar