telusur.co.id - Pemerintah harus segera mengambil kebijakan mengatasi lonjakan harga daging sapi di tanah air. Untuk mengatasi gejolak harga daging, pemerintah juga harus menghentikan ketergantungan impor dan melakukan pengembangan sapi lokal terutama di wilayah timur Indonesia.
"Banyak daerah seperti di Sumbawa, Bima dan lain-lain yang sangat cocok untuk pengembangan sapi secara ekstensif karena tersedia lahan yang luas dan cocok untuk memelihara sapi," kata anggota Komisi IV DPR, Johan Rosihan, Jumat (4/3/22).
Menurut Johan, penyebab dari terus bergejolaknya harga daging setiap tahun, karena rendahnya pertumbuhan sapi lokal dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi daging sapi secara nasional.
Selain itu, meningkatnya harga daging disebabkan lantaran ketergantungan terhadap impor bakalan sebagai sumber utama pasokan daging segar.
Karenanya, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini meminta pemerintah segera mengatasi masalah tersebut, terutama untuk memenuhi permintaan pasar dengan harga yang stabil.
“Harus ada kebijakan penetapan hambatan perdagangan untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan impor daging yang malah terus meningkat,” usul Johan.
Dikatakannya, pemicu melonjaknya harga daging sapi adalah meningkatnya harga sapi bakalan yang diimpor dari Australia. Sebab itu, harus ada keberanian berupa kebijakan untuk menurunkan volume impor sapi bakalan dan daging sapi melalui peningkatan produksi daging sapi lokal tanpa menguras populasi sapi potong lokal yang dapat menganggu keberlanjutan usaha ternak sapi potong.
Johan juga mengusulkan agar pemerintah berani membuat terobosan untuk memajukan peternakan sapi di tanah air melalui peningkatan teknologi dalam negeri serta memberikan penurunan suku bunga kredit bagi semua peternak rakyat di bidang usaha peternakan.
“Dukungan kebijakan dari pemerintah sangat ditunggu oleh para peternak dan pelaku usaha peternakan untuk peningkatan daya saing peternakan nasional menuju kemandirian pangan nasional,” tutup Johan.[Fhr]