telusur.co.id - Menteri Perminyakan Yaman mengumumkan jumlah penjarahan pendapatan minyak Yaman selama enam tahun agresi koalisi Saudi-Amerika ke negaranya senilai lebih dari 19 triliun Rial Yaman.

Menteri Perminyakan Yaman  Ahmed Daris kepada televisi Al-Masirah, pada hari Sabtu (3/4/21) juga menjelaskan masalah lain mengenai kerugian akibat serangan agresor.

"Pendapatan yang dijarah termasuk pendapatan minyak dari kilang Ma'rib senilai 1,3 triliun Rial dan pendapatan yang terkait dengan gas rumah senilai 1,3 triliun Rial. Selain itu, 2,7 triliun Riyal jumlah kerusakan yang terjadi di Yaman termasuk kerugian akibat penghentikan pasokan produksi gas alam cair dan perubahan fasilitas Belhaf menjadi barak militer oleh agresor," ungkapnya.

Dia menekankan bahwa agresor menargetkan pendapatan publik Yaman untuk melumpuhkan rakyat Yaman dan memukul perlawanan mereka.

Sebelumnya, perusahaan minyak Yaman mengumumkan bahwa kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penyitaan berkelanjutan atas kapal-kapal yang membawa produk olahan minyak oleh pihak agresor yang dipimpin Arab Saudi melebihi 10 miliar dolar.

Arab Saudi yang didukung Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan beberapa negara lain melancarkan invasi militer ke Yaman sejak Maret 2015 dan blokade dari arah darat, laut, dan udara. [Tp]