telusur.co.id - Paguyuban Brojo Wahni Nusantara Gelar Pusaka Warisan Nusantara, Mercusuar Dunia selama tiga hari, mulai tanggal 19-21 Desember 2025. Kegiatan yang berlangsung di Soto Seger Joyoboyo, Surabaya, ini bertujuan untuk mengenalkan serta menumbuhkan kecintaan terhadap budaya keris, khususnya kepada generasi muda ataupun Gen Z (Generasi Z).
Ketua Paguyuban Brojo Wahni Nusantara, Gendrayana menjelaskan, pameran ini berfokus pada edukasi dan pengenalan budaya perkerisan yang selama ini kerap disalahpahami oleh masyarakat.
“Tema besar kegiatan ini adalah mengenalkan keris sebagai warisan budaya Nusantara. Kami ingin generasi muda mengenal keris tidak dari stigma negatif, tetapi dari nilai sejarah, teknologi, seni, dan filosofi yang terkandung di dalamnya,” papar Gendrayana. Jumat, (19/12/2025).
Dalam pameran tersebut, panitia menampilkan tiga unsur utama. Pertama, koleksi keris sebagai pusaka budaya. Kedua, bahan dan materi pembuatan keris, yang diperkenalkan langsung oleh para empu pembuat keris yang hadir memberikan penjelasan proses pembuatannya. Ketiga, pameran lukisan untuk menambah daya tarik pengunjung.
Gendrayana menguraikan, stigma negatif terhadap keris selama ini muncul akibat penggambaran yang keliru, baik melalui film maupun pemahaman agama yang tidak utuh.
“Tak kenal maka tak sayang. Keris sering dianggap identik dengan hal mistis atau syirik, padahal keris adalah hasil teknologi tinggi pada masanya. Bahkan hingga kini, tidak ada negara lain yang mampu membuat keris seperti di Nusantara,” sambungnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal yang berkelanjutan untuk menjaga dan melestarikan budaya Nusantara tanpa harus menutup diri dari budaya luar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Efy Afianasari, S.T., M.M.A. menyampaikan, apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Gelar pusaka bukan sekadar pameran benda peninggalan leluhur, tetapi wujud nyata penghormatan terhadap sejarah dan jati diri bangsa. Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat mengapresiasi peran paguyuban dan para tokoh budaya yang konsisten menjaga warisan ini,” tegasnya saat membacakan sambutan mewakili Gubernur Jawa Timur.
Ia juga berharap, pameran ini menjadi ruang edukasi bagi generasi muda agar semakin peduli dan bangga terhadap budaya daerah.
Hal senada disampaikan Anggota DPD RI, Dr. Lia Istifhama, S.Sos., S.H.I., M.E.I. yang akrab disapa Ning Lia. Menurutnya, budaya merupakan fondasi penting dalam menjaga keberlangsungan bangsa di tengah arus globalisasi.
“Kita harus memastikan anak-anak kita tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya budaya. Budaya adalah identitas bangsa, dan negara harus hadir untuk mendukung pelestariannya, termasuk melalui penguatan ekonomi kreatif dan pariwisata,” urai keponakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ini.
Ning Lia menuturkan, keris sebagai karya seni dan budaya memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang mampu menembus pasar global. (nto/ari)



