telusur.co.id -Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, H.Kurniawan geram dengan kinerja pembantu Presiden Prabowo yang memberikan laporan salah kepada Presiden RI.

Hal ini berdampak kepada pemberian bantuan dan pertolongan kepada para korban bencana.

Pernyataan ini seperti yang diutarakan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen TNI Suharyanto yang memberikan pernyataan bahwa kondisi bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat “hanya mencekam di media sosial.” 

"Menyikapi lambatnya istana merespon tentang bencana banjir Sumatra saya Ketua Gerakan Cinta Prabowo, H.Kurniawa geram dan kecewa dengan pembantu-pembantu Presiden Prabowo yang lemot dan tidak peka dengan situasi yang terjadi didaerah, saya juga merasa heran dengan kondisi yang terjadi belakangan ini, seharusnya mulai kepala BNPB, Mentri Dalam Negeri maupun pembantu lainya bisa lebih tanggap dengan perkembangan situasi di dalam negeri bahkan ini kejadian kedua kalinya negeri dianggap lambat merespon kejadian ini, apakah ini murni karena kelalaian atau sengaja tidak memberi informasi real kepresiden karena ada tujuan khusus supaya bapak jelek dimata rakyat indonesia?" Tanya H.Kurniawan.

Dia juga mengatakan percuma ada sespri ada aspri maupun ajudan serta pembantu kalau tidak peka dan tidak tanggap dengan perkembangan situasi negara ini.

"Ini bencana yang sudah menelan korban ya g tidak sedikit jadi jangan main-main dengan hal yang menyangkut nyawa rakyat Indonesia. Untuk itu saya atas nama Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo memohon kepada Bapak Presiden untuk segera mengevaluasi semua pembantu-pembantunya yang tidak cakap dan tidak tanggap dgn bencana yang ada di Sumatra." Katanya.

H.Kurniawan curiga jangan-jangan masalah lain mereka-mereka sengaja menahan data dan informasi kepada Presiden Prabowo.

"Kami sangat cinta kepada bangsa