telusur.co.id - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) memastikan terus melakukan sinergi dalam pengembangan ekosistem bisnis korporatisasi petani. Selain menyalurkan dana bergulir ke koperasi, LPDB-KUMKM juga melakukan pendampingan yang merupakan unsur penting sebagai Badan Layanan Umum.
"Pendampingan ini kami implementasikan dengan berbagai program, seperti Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM, dan juga program korporatisasi petani yang tengah digencarkan oleh pemerintah," ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, Jumat (11/3/22).
Supomo menambahkan, tujuan pemerintah menggencarkan program korporatisasi petani, ialah dalam rangka melakukan substitusi bahan pangan impor dan juga menjaga laju inflasi.
"Dengan ini kami gencar sekali melakukan sinergi dan juga kolaborasi dalam rangka mendorong mitra-mitra koperasi sektor riil terutama pertanian, perkebunan, untuk menjalin kerja sama bisnis dengan berbagai pihak," kata Supomo.
Harapannya, dengan kerja sama bisnis yang tepat bisa meningkatkan fungsi ekonomi dari koperasi dan fungsi sosial koperasi yakni sebagai wadah pengembangan ekonomi masyarakat dan berdampak pada tingkat kesejahteraan para petani.
Bangun Ekosistem Hulu ke Hilir
Sementara itu, Kepala Divisi Umum LPDB-KUMKM Saefudin menjelaskan, pihaknya mendorong terciptanya ekosistem korporatisasi pertanian. Mulai dari hulu yakni para petani, hingga ke sisi hilir yaitu offtaker atau buyer bisa terintegrasi dengan baik dalam ekosistem yang saling menguntungkan.
"Kami mendorong korporatisasi petani ini dengan mendampingi para kelompok tani untuk membentuk badan hukum koperasi, agar ekosistem bisnis korporatisasi petani bisa terbentuk dan koperasi mampu menjadi offtaker atau menyerap hasil produksi para petani," kata Saefudin.
Menurutnya, dengan ekosistem tersebut, petani tidak lagi dipusingkan persoalan akses permodalan dan pasar. Karena terdapat kepastian pasar yakni koperasi sebagai offtaker produk para petani. Dari sisi pembiayaan koperasi, juga dapat melayani para anggotanya yang merupakan para petani yang membutuhkan modal.
Sedangkan, dari sisi hilir, LPDB-KUMKM juga mendorong koperasi untuk bermitra maupun kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjual hasil komoditas pertanian yang diserap oleh koperasi.
"Ekosistem korporatisasi petani inilah yang terjadi di KSPPS BMT Niaga Utama sebagai salah satu mitra LPDB-KUMKM yang kami pertemukan kepada PT Gudang Pangan Nusantara (GPN) sebagai offtaker produk pertanian dalam hal ini komoditas kentang, yang saat ini dilakukan panen perdana kentang," tukasnya.[Fhr]