Masa Depan Kota Surabaya - Telusur

Masa Depan Kota Surabaya


Telusur.co.id - Oleh : Daniel M. Rosyid (CEO Rosyid College of Arts and Maritime studies (RCAM) yang beralamat di Gunung Anyar, Surabaya, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (YPTDI), Pakar Teknik Kelautan, Anggota Komite The Royal Institution of Naval Arcitects (RINA) yang bermarkas di Inggris)

Kota bukan sekedar satuan sosio-ekonomi-estetika. Kota di abad 21 adalah sebuah sintesis lingkungan. Faktor yg paling menentukan adalah mobilitas warganya, bukan mobilitas alat-alat angkutnya.

Mobilitas akan menentukan derajat kehidupan seorang warga kota, termasuk kesejahteraannya, juga harga diri dan kemerdekaannya.

Saat ini praktis banyak kota di Indonesia dijajah oleh industri otomotif yang polutif, tidak adil dan tidak berkelanjutan. Surabaya belum berhasil keluar dari kuasa dominasi industri otomotif.

Seharusnya, kota ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda seperti pengguna sarana transit lainnya (sarana mobilitas dengan menggunakan energi metabolik).

Gedung-gedung parkir mobil tidak saja merampas ruang kota, tapi juga buruk bagi kesehatan kota ini. Ruang publik makin sumpek. Angkutan umum yang ramah, dapat diandalkan, nyaman dan aman akan menjadi platform sosial budaya serta ekonomi yang meningkatkan kohesivitas warga kota.

Ketergantungan mobilitas warga pada jalan dan kendaraan mekanik pribadi tidak bisa dibiarkan berlanjut terus. Teknologi transit hemat energi dengan energi terbarukan perlu dikembangkan.

Keunikan Surabaya sebagai waterfront perlu dikelola dengan lebih baik sebagai sebuah kekuatan yg membedakannya dengan Bandung ataupun Yogyakarta.

Pendidikan kota juga harus dibebaskan dari monopoli persekolahan formal yg makin kehilangan makna bagi kehidupan warga yag majemuk. Simpul-simpul belajar sibernetik yang luwas, dan lentur lebih sesuai dengan kebutuhan belajar warga kota yang beragam minat, bakat dan aspirasinya.

Warga kota usia 18 tahun harus sudah cakap hidup mandiri, sehat dan produktif. Tidak semua warga kota harus kuliah. Sebagian besar cukup dengan kecakapan-kecapakan vokasi dan makership.


Tinggalkan Komentar