telusur.co.id - Opsi Olimpiade Tokyo tanpa penonton, sedang menjadi pertimbangan penyelenggara. Alasannya, kekhawatiran pertandingan dapat memicu lonjakan infeksi virus.
Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga mengatakan, pihaknya tidak punya pilihan lain selain memperpanjang keadaan darurat yang mencakup ibu kota dan tiga prefektur yang berdekatan dengan Tokyo yang rencananya berakhir pada 11 Juli.
"Saya sudah katakan sebelumnya bahwa ada kemungkinan (Olimpiade) tidak ada penonton. Bagaimanapun, kami akan bertindak dengan keselamatan dan keamanan rakyat Jepang sebagai prioritas utama kami," kata Suga dilansir dari Japantimes, Jumat (2/7/21).
Panitia Olimpiade sendiri sudah memutuskan pada bulan lalu untuk mengisi venue hingga 50% dari kapasitas dengan batas atas 10 ribu orang. Namun, infeksi Covid-19 di Tokyo kembali meningkat sejak keadaan darurat dicabut bulan lalu.
Hal ini memicu ketidakpastian apakah mungkin menggelar pertandingan dengan banyak penonton. Pemerintah Tokyo melaporkan terdapat 673 kasus Covid-19 baru pada hari Kamis (1/7/21), naik dari angka 570 pada minggu sebelumnya.
Ini juga menandai kenaikan angka pada 12 hari berturut-turut dari minggu ke minggu. Hitungan harian ibu kota sendiri mencapai angka 700 pada hari Rabu untuk pertama kalinya sejak 26 Mei.
Pakar kesehatan di Jepang telah memperingatkan kecepatan penyebaran virus saat ini. Angka harian bisa membengkak menjadi 3.000 pada Agustus 2021.
Suga mengungkapkan bahwa setiap keputusan baru tentang bagaimana menangani penonton lokal di venue akan dibuat berdasarkan konsensus di antara lima badan penyelenggara Olimpiade Tokyo, di antaranya pemerintah pusat, metropolitan, komite penyelenggara Jepang, Komite Olimpiade Internasional, dan Komite Paralimpik Internasional.
Mereka semua sudah memutuskan pada bulan Maret lalu untuk melarang penonton dari luar negeri datang langsung ke venue pertandingan. Batas kehadiran 10 ribu orang bergantung pada kondisi penyebaran virus di Tokyo dan prefektur lain tempat Olimpiade akan diadakan.
Di bawah keadaan darurat semu, penonton dibatasi hingga 50% dari kapasitas venue dengan batas hanya 5.000 orang, sebuah aturan yang dikatakan pejabat pemerintah mungkin berlaku untuk Olimpiade jika perpanjangan dianggap perlu.
Sebanyak 10 prefektur saat ini berada dalam keadaan darurat semu, yang memerlukan pembatasan aktivitas bisnis termasuk meminta restoran untuk berhenti menyajikan alkohol pada pukul 19.00 dan tutup pukul 20.00.
Banyak orang di Jepang yang tetap khawatir mengenai masalah penonton di Olimpiade musim panas nanti, dengan sekitar 40% responden dalam jajak pendapat Kyodo News bulan lalu mengatakan bahwa tribun harus tetap kosong.
Para atlet dan staf peserta Olimpiade sudah mulai berdatangan secara massal di Jepang dan menuju kamp pelatihan. Lebih dari 100 atlet sudah mendarat pada hari Kamis, menurut Sekretariat Kabinet, termasuk tim tinju dan balap perahu asal Jerman, tim tinju Irlandia dan tim sepak bola Australia. Sekitar 400 lainnya dijadwalkan tiba pada hari Minggu.
Pemerintah pusat telah memberlakukan aturan Covid-19 yang lebih ketat pada atlet dan staf dari luar negeri setelah seorang anggota delegasi Uganda dinyatakan positif setibanya di Bandara Narita dekat Tokyo.
Di bawah protokol baru, orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dekat dengan seseorang dengan hasil tes positif harus mengisolasi diri, dengan pelanggar akan menghadapi diskualifikasi dari kompetisi, denda, dan bahkan deportasi.[Fhr]