telusur.co.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (KPw BI Jatim) bekerjasama dengan TNI AL akan menyelenggarakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB). Hal ini dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan uang baru, pemberian bantuan sosial, serta edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah bagi masyarakat khususnya daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil).
Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) atau Kas Keliling Kepulauan perdana ini di lakukan di wilayah 3 Pulau, yaitu Pulau Bawean, Pulau Kangean, dan Pulau Sapeken. Kas Keliling diberangkatkan dari Pelabuhan Koarmada II dengan KRI Surabaya-591.
Turut hadir Deputi Kepala KPw BI Jatim, Bandoe Widiarto, Deputi Kepala KPw BI, Rizki Ernadi Wimanda, Kepala Staf Koarmada II, Laksma TNI Isswarto, BI Kab. Malang, BI Kab. Kediri, BI Kab. Jember, KPw BI NTB, BI Kota Denpasar, semua perbankan, dan 29 Pejuang Rupiah.
Deputi Kepala KPw BI Jatim, Bandoe Widiarto mewakili Kepala KPw BI Jatim, Doddy Zulverdi mengungkapkan, ini merupakan sinergitas antara BI Jatim dan TNI AL khususnya Koarmada II, dengan kegiatan ini bisa berjalan berkesinambungan. Sudah 400 pulau lebih yang diperjuangkan dengan mengantar para pejuang di daerah 3T.
"Kami apresiasi kepada TNI AL yang telah mengantar kami para Duta CBP Pejuang Rupiah ke daerah 3T di 3 Pulau, antara lain Pulau Bawean, Pulau Kangean dan Pulau Sapeken," ucapnya. Selasa, (28/11/2023) pagi.
Program Kas Keliling 3T, kata Bandoe, Bank Indonesia menyiapkan Rp 6,2 miliar. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk mengidentifikasi keaslian uang. Edukasi 3D dan 5J.
"BI Jatim mengirim Duta CBP 3T di 3 Pulau, dengan perencanaan, pengelolaan, pencabutan terhadap uang lama yang tidak layak pakai dan tidak layak edar. Dengan 3D dilihat diraba diterawang, selain itu dengan edukasi 5J, yaitu jangan distaples, dicoret, dilipat, dibasahi, dan diremas. Ini menjaga stabilitas rupiah. Bank Indonesia mempunyai misi menyediakan jumlah yang banyak sesuai pecahan yang ada dan layak edar di seluruh NKRI," urai Bandoe
Menurut Bandoe, perihal ini sangat penting dan strategis. Karena rupiah merupakan mata uang sebagai identitas alat pembayaran bangsa. Bank Indonesia sebagai bentuk simbol menjaga stabilitas kelayakan edar melalui Kas Keliling. Sehingga uang yang ada di masyarakat bisa layak edar.
"Kas Keliling menjadikan tiga tantangan bagi Bank Indonesia. Pertama, kondisi geografis NKRI mempengaruhi jangkauan BI untuk penyaluran. Kedua mempengaruhi perilaku masyarakat dan ketiga penggunaan Rupiah di daerah perbatasan," sebutnya.
Bank Indonesia terus berupaya melakukan jangkauan terus bekerjasama dengan TNI AL dan Perbankan untuk menjangkau. Sehingga kelayakan rupiah bisa terjangkau di semua pelosok daerah 3T. Kas Keliling dilakukan BI mulai hari ini hingga tanggal 2 Desember 2023.
"Harapannya, dengan adanya Kas Keliling dari Bank Indonesia ini masyarakat bahagia dengan penukaran uang baru, sehingga uang yang tidak layak bisa kami tarik diganti dengan uang baru yang layak. Semoga keberadaan kita di 3T bisa bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Laksmana Pertama TNI Isswarto mengucapkan, dengan sinergitas adanya program ini, pihaknya mendukung BI dan perbankan untuk menjaga rupiah simbol sebagai alat pembayaran yang sah. Ini merupakan bentuk pengabdian serta menjaga dari peredaran uang palsu.
"Harapannya, dengan sinergi yang kuat ini bisa menjadi manfaat yang nyata dan menjaga terjadinya peredaran uang palsu. Kas keliling ini memperkuat ekonomi masyarakat di daerah 3T. Ini menjadi momen yang berarti dan terus menjaga kesatuan NKRI, pengabdian melalui program ini demi kebutuhan masyarakat menjaga dan menumbuhkan kecintaan terhadap Rupiah,” tegasnya.
Sebagai informasi, Bank Indonesia juga memberikan bantuan sosial (Bansos) kepada sekolah yang ada di daerah 3T. Antara lain; laptop, PC, proyektor, dan bantuan lainnya. (ari)