PKUB Goes to Pesantren 2025: Bedah Buku Kerukunan Umat Beragama di Ponpes Gedongan Cirebon - Telusur

PKUB Goes to Pesantren 2025: Bedah Buku Kerukunan Umat Beragama di Ponpes Gedongan Cirebon

Bedah Buku “Kerukunan Umat Beragama: Refleksi Sosial Religius dalam Merawat Persaudaraan Kebangsaan”

telusur.co.id - Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama Republik Indonesia terus memperkuat dialog dan literasi kerukunan melalui program PKUB Goes to Pesantren. Program tersebut diwujudkan melalui kegiatan Bedah Buku “Kerukunan Umat Beragama: Refleksi Sosial Religius dalam Merawat Persaudaraan Kebangsaan” yang digelar pada Jumat (19/12/2025) di Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, Jawa Barat.

Buku yang dibedah merupakan karya M. Adib Abdushomad, Kepala PKUB Kementerian Agama RI. Dalam pengantarnya, Adib Abdushomad menegaskan bahwa buku tersebut lahir dari refleksi akademik sekaligus pengalaman praktis PKUB dalam mengelola keragaman dan mencegah potensi konflik berbasis keagamaan.

“Kerukunan umat beragama tidak boleh berhenti sebagai wacana normatif. Ia harus dirawat melalui dialog, keadilan sosial, dan kesadaran bersama agar konflik benar-benar dapat dicegah,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh agama dan akademisi sebagai pembedah buku, yakni K.H. Abu Bakar Muhtarom (Sesepuh Pondok Pesantren Gedongan Cirebon), Prof. Dr. H. Jamali, (Wakil Rektor II UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon), Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja (Ketua Umum Permabudhi), K.H. Husein Muhammad (Ketua Yayasan Fahmina), serta Drs. K.H. Wawan Arwani Amin (Ketua FKUB Kabupaten Cirebon). Diskusi dipandu oleh Kyai Afif Yahya Aziz, Sekretaris LBM PWNU Jawa Barat.

K.H. Abu Bakar Muhtarom menilai pesantren memiliki peran strategis sebagai ruang persemaian nilai toleransi dan persaudaraan kebangsaan. Menurutnya, pesantren sejak awal berdiri telah hidup dalam tradisi moderasi dan penghormatan terhadap perbedaan.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Jamali menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan komunitas keagamaan dalam memperkuat moderasi beragama. Dari perspektif lintas iman, Prof. Dr. Philip Kuntjoro Widjaja menyampaikan bahwa dialog yang setara dan berkelanjutan menjadi kunci utama merawat kerukunan umat beragama.

K.H. Husein Muhammad menyoroti pentingnya pendekatan keadilan dan kesetaraan dalam merawat harmoni sosial. Hal senada disampaikan K.H. Wawan Arwani Amin, yang menegaskan peran FKUB dalam menerjemahkan gagasan kerukunan ke dalam praktik sosial di tingkat daerah.

Melalui kegiatan PKUB Goes to Pesantren ini, PKUB Kementerian Agama RI berharap pesantren semakin berperan sebagai mitra strategis dalam menanamkan nilai toleransi, memperkuat persaudaraan kebangsaan, serta menjaga keutuhan Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan berkeadaban. [ham]


Tinggalkan Komentar