Puluhan Ribu Hektare Lahan Terdampak Banjir, Petani di Kabupaten Bekasi Merugi - Telusur

Puluhan Ribu Hektare Lahan Terdampak Banjir, Petani di Kabupaten Bekasi Merugi

Ribuan hektar sawah gagal panen karena kebanjiran di Kabupaten Bekasi. (Ist).

telusur.co.id - Merujuk data Dinas Pertanian yang dilaporkan kepada DPRD Kabupaten Bekasi, total luas areal lahan budidaya tanaman pangan di Kabupaten Bekasi seluas 48.406 hektare.

Dari total areal lahan budidaya tanaman pangan tersebut, luas tambah tanam (LTT) atau disebut areal yang sudah ditanami oleh petani seluas 19.433 hektare.

Dari total LTT tersebut, lahan pertanian terdampak bencana banjir 19-20 Februari 2021 sebanyak 12.600 hektare (pertanaman dan persemaian), yang terdiri dari 8.616 hektare area pertanaman terdampak dan 3.984 hektare murni gagal tanam (puso). 

“Data ini disampaikan Dinas Pertanian kepada Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi dalam rapat kerja Rabu, 3 Maret 2021. Sumber data infonya dari laporan petani yang disampaikan kepada kelompok tani atau gapoktan dan dilakukan sinkronisasi akhir oleh penyuluh pertanian dan relawan per 1 Maret 2021,” kata Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno, dalam keterangan tertulis yang diterima terlusur.co.id, Jumat (5/3/21).
 
Dikatakan Nyumarno, ada tiga dampak bencana banjir bagi petani tanaman pangan/padi. Pertama, dampak langsung adalah dampak puso (gagal tanam) menyebabkan tanaman pangan mati, kemudian dampak langsung lainnya adalah waktu tanam mundur sehingga menyebabkan panen juga dipastikan akan mundur.

Kedua, dampak tidak langsung adalah kedepan dipastikan produksi tanaman pangan akan menurun, dan menyebabkan ketersediaan pangan juga terganggu.

“Dan ketiga, dampak kerusakan insfratruktur pertanian, seperti jalan usaha tani, dam parit, saluran irigasi pertanian, dan juga areal persawahan rusak berat akibat terkena banjir,” ucap dia.

Nyumarno menjelaskan, laporan Kepala Dinas Pertanian melalui Bidang Peternakan, terdapat 8 kecamatan di Kabupaten Bekasi, yang mengalami dampak banjir di sektor peternakan. Laporan ternak terdampak banjir adalah: 181 ekor ternak sapi, 2.831 ekor ternak kambing, 5.729 ternak domba, 15.128 ternak itik, dan 2.918 ayam kampung.

“Untuk ternak itik, usia 0-1 minggu banyak hilang/mati terbawa arus banjir. Bahkan, setelah pasca banjir, banyak hewan ternak terserang penyakit diantaranya: diare, BEF, scabies, orf, dan bloar rumen,” katanya.

Politisi PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi ini berharap Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian, melalui dokter hewan harus segera melakukan upaya-upaya terjun langsung melakukan pengobatan ternak hewan ataupun upaya kesehatan hewan lainnya.

“Apalagi pakan hijauan yang terendam banjir, berdampak peternak kesulitan mencari pakan hijauan yang berkualitas,” ucap Nyumarno.

Selain itu, kata Nyumarno, komoditas sayuran (yang banyak ditanam adalah bayam, kangkung, timun, cabe, sawi, bawang merah, dan kacang panjang) mayoritas di Kecamatan Sukatani, Muaragembong, Karangbahagia, dan Babelan dengan luas terdampak 74,7 hektare.

Untuk itu, kata dia, kebutuhan mendesak adalah kebutuhan pupuk kandang pengganti lapisan tanah subur, 10 ton/hektare, sehingga total kebutuhan pupuk kandang adalah 740 ton.

“Untuk kebutuhan pupuk NPK, masih tercukupi dengan alokasi pupuk NPK dari Kementan. Kebutuhan lainnya adalah benih, yang seharusnya dapat ditangani oleh anggaran pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi,” ujarnya.

Masih kata Nyumarno, komoditas buah mangga dan pisang, yang mayoritas terdapat di Kecamatan Cabangbungin dan Muaragembong. Luas terdampak adalah 17 hektare.

“Kemudian, komoditas tanaman lengkoas (data belum diberikan oleh Dinas Pertanian), padahal saya dapat info akan dijadikan komoditas perdana yang akan diekspor (kerjasama Badan Karantina dengan petani lengkoas di Kecamatan Setu),” pungkasnya. [Fhr]


Tinggalkan Komentar