telusur.co.id - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, penarikan diri dari perjanjian nuklir JCPOA secara sepihak mengindikasikan ketidakmampuan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai kesepakatan dengan negara lain.

"AS telah meninggalkan perjanjian nuklir Iran dan sekarang berusaha menghidupkannya kembali. AS tidak hanya menghentikan komitmennya, tetapi juga melarang semua negara lain untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB. Ini jelas melanggar hukum internasional dan menunjukkan ketidakmampuan penuh mereka untuk bernegosiasi," kata Lavrov seperti dikutip laman Farsnews, Senin (22/3/21).

Dia juga menekankan pentingnya membentuk sebuah koalisi besar untuk melawan sanksi sepihak. Menurut Lavrov, setiap prakarsa untuk melawan instrumen sanksi ilegal layak mendapat dukungan.

"Kita harus membentuk sebuah koalisi besar dari negara-negara untuk melawan tindakan ilegal tersebut," tegasnya.

Lavrov mengkritik langkah AS keluar dari perjanjian nuklir dan berharap Washington memegang janjinya untuk bergabung kembali dengan JCPOA.

Presiden AS Joe Biden menyatakan niatnya untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir Iran, tetapi sampai sekarang belum mengambil tindakan nyata untuk mewujudkan keinginan itu.

Republik Islam Iran berulang kali menyatakan bahwa jika AS membatalkan sanksi, mereka juga akan segera memenuhi kembali kewajiban perjanjian nuklir. [Tp]