telusur.co.id - Sejumlah akademisi, ahli dan peneliti dari berbagai bidang mendirikan lembaga bernama Institute for Social, Economic, and Digital (ISED). Tujuan dibentuknya ISED ini adalah untuk membantu transformasi digital di Indonesia.
Berdirinya ISED ini ditandai dengan digelarnya syukuran di kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/19). Acara tersebut juga diisi dengan peluncuran buku 'Indonesia's Digital- Based Economic Transformation' yang ditulis oleh founder ISED Prof. Dr Sri Adiningsih.
Hadir dalam acara syukuran tersebut,
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Budi Arie Setiadi, Kepala BPIP Hariyono, Mantan Panglima TNI Laksamana TNI (purn) Widodo A.S, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, Widodo Muktiyo, serta para founder ISED, co-founder, dewan pakar, manajemen hingga para anggota ISED.
Founder ISED Sri Adiningsih mengatakan, lembaga ini adalah socio-technopreneur yang bergerak dalam pengkajian, pemberdayaan, pelatihan, diskusi, edukasi, survei, diseminasi, dan kegiatan lainnya yang berfokus dalam bidang sosial, ekonomi, dan digital.
"ISED ini socio-technopreneur yang bergerak dalam pengkajian, kemudian ada pelatihan, workshop, survei, pemberdayaan, dialog, diskusi, yang intinya apa yang bisa kita lakukan agar masyarakat terutama di kota-kota kecil pedesaan daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) itu lebih banyak belajar memanfaatkan transformasi digital," kata Sri.
Eks Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini menjelaskan, ISED didirikan dengan tujuan diseminasi transformasi sosial dan ekonomi dalam lingkup ekosistem digital, melakukan kajian dan diskusi untuk mencari solusi agar perkembangan dan transformasi sosial, ekonomi dalam lingkup ekosistem digital sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia.
"Kalau di Jakarta memang kelihatan sudah maju, tapi kalau kita bicara di kota-kota kecil, daerah, pedesaan transformasi digital itu belum terasa. Sehingga kita hadir sebagai bangsa dan kita socio-technopreneur ingin kolaborasi membantu bersama kelompok masyarakat dan juga berbagai pihak," terang Sri.
Selain itu, lanjut dia, ISED juga melakukan berbagai pelatihan, edukasi, dan program pemberdayaan agar perkembangan sosial dan ekonomi dalam lingkup ekosistem digital, sehingga memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
"Agar supaya masyarakat Indonesia ini bisa belajar dan juga bisa memanfaatkan transformasi digital dengan lebih bijak dan lebih baik. Baik itu di dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya. Karena kan perubahan itu luar biasa kan, jadi kalau tidak diantisipasi, direspon dengan baik, ini akan bisa tentunya membawa dampak yang tidak diinginkan atau negatif," jelasnya.
Selanjutnya, kehadiran ISED juga untuk mendorong literasi digital dalam bidang sosial dan ekonomi agar dimanfaatkan secara bijak dan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.
Memberikan masukan tentang transformasi sosio-ekonomi digital kepada semua pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat hingga pemerintah desa, dunia usaha, dan masyarakat umum.
"Jadi tujuannya adalah untuk membantu proses transformasi digital di Indonesia, karena Indonesia kan luas banyak sekali penduduknya. Karena itu kita ingin supaya dalam transformasi digital ini bisa mendapat dampak positif dan memanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara," pungkas Sri. [Asp]
Laporan : Fahri Haidar



